Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
CEKLANGSUNG.COM - WASHINGTON. Serangan udara Amerika Serikat (AS) tidak menghancurkan keahlian nuklir Iran. Berdasarkan penilaian awal intelijen AS, serangan udara tersebut hanya menunda program nuklir Iran tersebut dalam beberapa bulan.
Menurut sumber anonim nan mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, penilaian tersebut disiapkan oleh Badan Intelijen Pertahanan AS.
Salah satu sumber mengatbakal stok uranium nan diperkaya Iran belum dihilangkan, dan pada kenyataannya program nuklir negara itu mungkin hanya bakal mundur satu alias dua bulan.
Penilaian tersebut bertentangan dengan pernyataan Trump bahwa serangan akhir pekan telah sukses menghancurkan program nuklir Teheran dan menimbulkan pertanyaan tentang tindbakal militer AS lebih lanjut jika memang program tersebut selbanget dari pemboman udara nan intens.
Baca Juga: Iran Pertimbangkan untuk Membdasar Serangan AS terhadap Situs Nuklir Fordow
Gedung Putih mengatbakal laporan intelijen itu "salah besar."
Pemerintahan Trump mengatbakal kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa bahwa serangan akhir pekannya terhadap akomodasi nuklir Iran telah melemahkan program nuklir Iran, selain pernyataan Trump sebelumnya bahwa akomodasi tersebut telah dihancurkan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatbakal pada hari Selasa bahwa Israel dalam 12 hari perangnya dengan Iran telah menghilangkan anckondusif pemusnahan nuklir dan berkeinginan untuk menggagalkan setiap upaya Teheran untuk menghidupkan kembali programnya.
"Kami telah menghilangkan dua anckondusif eksistensial langsung bagi kami - anckondusif pemusnahan nuklir dan anckondusif pemusnahan oleh 20.000 rudal balistik," katanya dalam pernyataan video nan dikeluarkan oleh kantornya.
Israel melancarkan perang udara mendadak pada tanggal 13 Juni, menghantam situs nuklir Iran di mana dikatbakal Iran sedang mencoba mengembangkan peledak atom dan menewaskan komandan militer tinggi dalam pukulan terburuk bagi Republik Islam sejak perang tahun 1980-an dengan Irak.
Iran, nan mengatbakal program pengayaan uraniumnya untuk tujuan tenteram dan menyangkal mencoba membangun senjata nuklir, membdasar dengan serangkaian serangan rudal di kota-kota Israel.
Sebelumnya pada hari Selasa, Iran dan Israel mengisyaratkan bahwa perang udara antara kedua negara telah berakhir, setidaknya untuk saat ini, setelah Trump menegur mereka lantaran melanggar gencatan senjata nan diumumkannya pada pukul 05.00 GMT.
Kemenangan Besar
Militer Israel mencabut pembpemimpin aktivitas di seluruh negeri pada pukul 8 malam waktu setempat (17.00 GMT), dan para pejabat mengatbakal Bandara Ben Gurion, airport utama negara itu di dekat Tel Aviv, telah dibuka kembali.
Wilayah udara Iran juga bakal dibuka kembali, menurut laporan Nournews nan berkoneksi dengan negara.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatbakal negaranya telah sukses mengakhiri perang dan menyebutnya sebagai "kemenangan besar," menurut media Iran.
Pezeshkian juga mengatbakal kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bahwa Teheran siap untuk menyelesaikan perbedaan dengan Amerika Serikat, menurut instansi buletin resmi IRNA.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatbakal Trump menjadi penengah kesepakatan gencatan senjata dengan Netanyahu, dan pejabat pemerintah lainnya sedang berasosiasi dengan Iran.
Baca Juga: Pesawat Tempur Termahal Dunia Serang Situs Nuklir Iran, Harganya Capai Rp 34 Triliun!
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengamankan persetujuan Teheran selama panggilan telepon dengan pejabat Iran, menurut seorang pejabat nan diberi pengbimbingan tentang negosiasi tersebut kepada Reuters pada hari Selasa.
Baik Israel maupun Iran memerlukan waktu berjam-jam untuk mengakui bahwa mereka telah menerima gencatan senjata dan saling menuduh melanggarnya, menggarisbawahi kerapuhan gencatan senjata antara kedua musuh bebuyutan tersebut dan tantangan untuk mencapai perdamaian kekal di antara mereka.
Trump menegur kedua belah pihak tetapi mengarahkan kritik pedas khususnya kepada Israel, memberi tahu sekutu dekat AS tersebut untuk "tenang sekarang." Ia kemudian mengatbakal Israel membatalkan serangan lebih lanjut atas perintahnya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatbakal dia memberi tahu mitranya dari AS, Pete Hegseth, bahwa negaranya bakal menghormeninggal gencatan senjata selain Iran melanggarnya.
Pezeshkian juga mengatbakal Iran bakal menghormeninggal gencatan senjata selama Israel melakukannya, menurut media Iran. Apakah gencatan senjata Israel-Iran dapat memperkuat adalah pertanyaan besar mengingat ketidakpercayaan nan mendalam antara kedua negara.
Namun, keahlian Trump untuk menengahi gencatan senjata menunjukkan Washington tetap mempunyai pengaruh di wilayah nan bergolak itu.
Kepala staf angkatan bersenjata Israel Eyal Zamir mengatbakal "babak penting" bentrok telah berakhir, tetapi kampanye memusuh Iran belum berakhir.
Ia mengatbakal militer bakal kembali konsentrasi pada perangnya memusuh militan Hamas nan didukung Iran di Gaza. Komando militer Iran juga memperingatkan Israel dan Amerika Serikat untuk belajar dari "pukulan telak" nan dilancarkannya selama bentrok itu.