Trump Sebut Serangan Ke Iran Sebagai 'kemenangan Untuk Semua Orang'

Sedang Trending 11 jam yang lalu

ILUSTRASI. Donald Trump menyambut berakhirnya perang antara Iran dan Israel dengan menyebutnya sebagai “kemenangan untuk semua orang”. REUTERS/Kent Nishimura 

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

CEKLANGSUNG.COM - DEN HAAG / TEL AVIV / ISTANBUL. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut berakhirnya perang antara Iran dan Israel dengan menyebutnya sebagai “kemenangan untuk semua orang”.

Ia menyatbakal optimisme bakal terciptanya hubungan baru dengan Teheran nan bakal mencegah pemgedung kembali program nuklir Iran, meskipun tetap ada ketidakpastian atas seberapa besar kerusbakal akibat serangan udara AS.

Baca Juga: Iran Eksekusi Tiga Pria atas Dugaan Spionase untuk Intelijen Israel Mossad

Saat penduduk Iran dan Israel nan capek dan resah mencoba kembali ke kehidupan normal usai konfrontasi paling intens antara kedua musuh bebuyutan itu, Presiden Iran menyiratkan bahwa perang bisa menjadi momentum untuk reformasi domestik.

Berbicara di Den Haag saat menghadiri KTT NATO pada Rabu (25/6), Trump menyatbakal bahwa keputusannya berasosiasi dalam serangan Israel dengan menjatuhkan peledak penembus bunker di akomodasi nuklir Iran telah mengakhiri perang.

"Itu sangat parah. Itu penghancuran total," kata Trump, sekaligus menepis laporan awal Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) nan menyebut program nuklir Iran hanya mundur beberapa bulan.

Menurut Trump, laporan itu "tidak meyakinkan", dan dia percaya situs-situs nuklir Iran benar-betul hancur.

Kantor Perdana Menteri Israel turut merilis penilaian dari badan nuklir nasional bahwa serangan tersebut telah "memundurkan keahlian Iran mengembangkan senjata nuklir selama bertahun-tahun". Penilaian ini juga disebarkan oleh Gedung Putih.

Baca Juga: Evakuasi WNI dari Iran Terus Berlanjut, 49 Orang Tiba di Tanah Air Hari Ini

Trump menyatakan percaya bahwa Teheran tidak bakal mencoba membangun kembali akomodasi nuklirnya, dan justru bakal memilih jalur diplomasi.

“Mereka tidak mau memperkaya apapun sekarang. Mereka mau pulih,” kata Trump.

Jika Iran mencoba membangun kembali program nuklirnya, “Kami tidak bakal membiarkannya. Nomor satu, secara militer kami tidak bakal membiarkannya,” katanya, sembari menamapalagi bahwa dia percaya bakal ada “semacam hubungan dengan Iran” ke depan untuk menyelesaikan rumor ini.

Sementara itu, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyebut pendekatan “jam pasir” ialah menilai akibat serangan berasas waktu nan dibutuhkan Iran untuk membangun kembali tidaklah relevan.

Ia menekankan perlunya solusi jnomor panjang dan mendesak agar pengawas internasional diizinkan kembali ke situs nuklir Iran.

Iran sendiri selampau membantah bahwa mereka berupaya mengembangkan senjata nuklir, meski negara-negara Barat telah lama menuduh sebaliknya.

Baca Juga: Rusia: Terlampau Dini Nilai Dampak Serangan AS terhadap Fasilitas Nuklir Iran

Presiden Iran Isyaratkan Reformasi Domestik

Kampanye serangan udara Israel nan dimulai dengan serangan mendadak pada 13 Juni lampau menghancurkan ketua tertinggi militer Iran dan menewaskan sejumlah intelektual nuklir utama.

Iran membdasar dengan serangan rudal nan untuk pertama kalinya menembus pertahanan Israel secara signifikan.

Pihak berkuasa Iran menyatbakal bahwa 610 orang tewas dan nyaris 5.000 luka-luka. Di Israel, 28 orang dilaporkan tewas.

Kedua pihak menyatbakal kemenangan: Israel menyebut tujuannya menghancurkan akomodasi nuklir dan rudal Iran telah tercapai.

Sementara Iran menyebut keberhasilannya menembus pertahanan Israel sebagai bukti kekuatan mereka.

Baca Juga: Trump Izinkan China Beli Minyak Iran, Tapi AS Tegaskan Sanksi Tetap Berlsaya

Namun, keberhasilan Israel menyerang langsung kepemimpinan senior Iran menjadi tantangan besar bagi rezim ustadz nan sekarang kudu mencari pengganti Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, nan berumur 86 tahun dan telah berkuasa selama 36 tahun.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sosok moderat nan terpilih tahun lalu, menyebut suasana solidaritas nasional selama perang sebagai momentum untuk mendorong reformasi.

"Perang ini dan empati nan timbul antara rakyat dan pejabat adalah pesenggang untuk mengubah langkah pandang dan perilsaya pemerintah agar bisa menciptbakal persatuan," katanya dalam pernyataan resmi.

Meski demikian, otoritas Iran segera bergerak menunjukkan kontrol mereka. Tiga laki-laki dieksekusi lantaran dituduh bekerja sama dengan pemasok intelijen Israel, Mossad.

Sementara itu, sekitar 700 orang ditangkap selama bentrok lantaran dituduh terlibat dengan Israel, menurut laporan media pemerintah Nournews.

Selama perang, baik Netanyahu maupun Trump sempat menyiratkan bahwa bentrok bisa menggulingkan rezim ustadz Iran.

Namun, pasca gencatan senjata, Trump menyatbakal tidak menginginkan perubahan rezim di Iran lantaran cemas bakal menciptbakal kekacauan.

Baca Juga: Trump Yakin Nuklir Iran Lumpuh, Intelijen Bilang Belum Tentu

Lega Tapi Khawatir

Baik di Iran maupun Israel, masyarakat menyambut berakhirnya perang dengan emosi lega namun juga kekhawatiran.

“Kami kembali setelah pengumuman gencatan senjata. Orang-orang lega perang telah usai, tapi tetap banyak ketidakpastian soal masa depan,” kata Farah (67), penduduk Teheran nan sempat mengungsi ke Lavasan untuk menghindari serangan.

Cucunya cemas pemerintah bakal memperketat patokan sosial dan moral.

“Dunia bakal segera melupbakal perang ini, tapi kami nan kudu hidup dengan konsekuensinya,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Di Tel Aviv, Rony Hoter-Ishay Meyer (38) mengatbakal bahwa berakhirnya perang membawa kelegaan, namun kelelahan tetap terasa.

“Dua minggu terakhir ini sangat melelahkan bagi Israel. Kami benar-betul kelelahan dan perlu mengembalikan daya kami.”

Selanjutnya: Kementerian UMKM Perkuat Infrastruktur Data Pembiayaan Lewat Kolaborasi dengan CBI

Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan




Selengkapnya
Sumber
-->