Industri Mewah Kehilangan 50 Juta Pelanggan Tahun Lalu, Generasi Z Ubah Aturan Main

Sedang Trending 1 hari yang lalu

ILUSTRASI. Orang-orang melangkah di luar toko Dior di Galleria Vittorio Emanuele II di Milan, Italia, 10 Januari 2025.

Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

CEKLANGSUNG.COM - Industri peralatan mewah dunia senilai US$1,7 triliun menghadapi tantangan besar.

Setelah mengalami pertumbuhan selama bertahun-tahun, sektor ini mulai menyusut, dengan kehilangan sekitar 50 juta pengguna sepanjang tahun lalu, terutama dari kalangan muda. 

Hal ini memaksa merek-merek mewah untuk mencari keseimbangan baru antara eksklusivitas dan kebutuhan generasi digital bakal ekspresi diri dan berbagi secara daring.

Menurut laporan terbaru dari Bain & Co, nilai pasar peralatan mewah dunia pada 2024 mencapai €1,5 triliun. Namun, pada kuartal I 2025, sektor ini diperkirbakal menyusut 3% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Bidik Gen Z, WINGS Group Rambah Bisnis AMDK dengan Meluncurkan AQUVIVA

Barang mewah pribadi, termasuk fesyen dan aksesori, tercatat turun dari €369 miliar pada 2023 menjadi €364 miliar pada 2024, kontrtindakan pertama dalam 15 tahun, di luar masa pandemi.

Claudia D’Arpizio dan Federica Levato dari Bain & Co mencatat bahwa kesenjangan antara pelsaya industri terus melebar. 

Performa antara golongan teratas dan terbawah meningkat 1,5 kali lipat pada awal 2025. Sekitar 20% hingga 30% pelsaya terbawah tetap mencatatkan penurunan pertumbuhan, sementara pemain besar tetap mendominasi.

Masalah utamanya adalah konsumen sekarang mempertanybakal nilai dari pembelian mereka, apakah produk mewah nan mereka beli setimpal dengan nilai nan dibayar dalam perihal pengalaman, status sosial, hingga kualitas pengerjaan.

“Untuk waktu nan lama, merek-merek mewah mencoba memperluas pedoman pengguna mereka agar lebih inklusif,” ujar D’Arpizio kepada Fortune. 

Baca Juga: AO Hadir Varian Baru, Orang Tua Luncurkan AO MILD bagi Kaum Gen Z dan Milenial

Upaya ini semakin digencarkan melalui produk-produk “entry level” seperti streetwear, sepatu kets, dan kosmetik—kategori nan menarik bagi konsumen muda alias dengan daya beli lebih rendah. Namun, strategi ini dinilai terlampau jauh, membikin penemuan melambat dan mengurangi daya tarik eksklusivitas.

“Jadi tahun lampau kami mengalami kehilangan pengguna nan besar, sekitar 50 juta pengguna lebih sedikit nan membeli produk mewah, khususnya pada generasi muda, dan penurunan besar dalam pembelaan pelanggan,” lanjut D’Arpizio. 




Selengkapnya
Sumber
-->