Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
CEKLANGSUNG.COM - Nilai tukar dolar AS kesulitan untuk pulih pada Rabu (25/6) lantaran para penanammodal nan selama ini kekurangan sentimen positif, menyambut optimisme dari gencatan senjata rentan antara Israel dan Iran sebagai argumen untuk kembali mengambil risiko.
Pasar dunia meraybakal berita baik tersebut, dengan indeks saham bumi mencetak rekor tertinggi semalam, setelah gencatan senjata nan difasilitasi oleh Presiden AS Donald Trump mulai berlsaya di antara dua musuh bebuyutan Timur Tengah itu.
Baca Juga: AS Mendadak Siapkan Bantuan Senilai US$ 30 Juta untuk Gaza
Baik Iran maupun Israel mengisyaratkan bahwa perang udara di antara mereka telah berakhir, setidaknya untuk sementara.
Setelah Trump secara terbuka menegur keduanya lantaran melanggar kesepakatan gencatan senjata nan dia umumkan sebelumnya.
Investor pun ramai-ramai melepas dolar AS, setelah sebelumnya memburunya sebagai aset lindung nilai selama 12 hari bentrok nan juga melibatkan serangan Amerika Serikat ke akomodasi pengayaan uranium milik Iran.
Pergerbakal mata duit relatif tenang pada perdagangan Asia Rabu pagi, namun euro tetap memperkuat di dekat posisi tertingginya sejak Oktober 2021 di level US$1,1621, nan tercapai pada sesi sebelumnya.
Pound sterling melemah tipis 0,02% ke US$1,3615, tetapi tetap dekat dengan puncaknya di US$1,3648 nan merupbakal posisi tertinggi sejak Januari 2022.
Baca Juga: Jerome Powell: The Fed Butuh Waktu Sebelum Potong Suku Bunga, Ini Alasannya
Dolar Australia nan sensitif terhadap risiko, terakhir diperdagangkan menguat 0,02% di level US$0,6492, setelah melonjak tajam sehari sebelumnya.
Meski gencatan senjata antara Iran dan Israel tampak rapuh, pasar sejauh ini menyambut positif jarak bentrok tersebut.
“Pasar tampaknya terlampau percaya diri terhadap potensi akibat negatif,” ujar Joseph Capurso, kepala ahli ekonomi internasional dan berkepanjangan di Commonwealth Bank of Australia.
“Yang saya tangkap adalah persoalan ini belum selesai, artinya bisa kembali memengaruhi nilai komoditas dan pasar kurs asing.”
Untuk mata duit lain, dolar Selandia Baru naik 0,13% ke US$0,6015, sementara yen Jepang stabil di 144,96 per dolar AS.
Beberapa kreator kebijbakal Bank of Japan menyarankan agar suku kembang tetap dipertahankan dalam waktu dekat, dengan mempertimbangkan ketidakpastian akibat tarif AS terhadap ekonomi Jepang, menurut ringkasan rapat kebijbakal Juni nan dirilis Rabu.
Baca Juga: Pernikahan Mewah Jeff Bezos–Lauren Sanchez di Venesia Tembus Rp 900 Miliar
Sementara itu, franc Swiss nan pada Selasa (24/6) mencapai level tertingginya dalam 10,5 tahun stabil di 0,8049 per dolar.
Indeks dolar AS terhadap enam mata duit utama melemah tipis menjadi 97,91.
Meski Ketua The Fed Jerome Powell mempertahankan sikap hati-hatinya dan menegaskan kembali bahwa bank sentral tidak terburu-buru menurunkan suku kembang dalam testimoninya di Kongres, pasar tetap memperkirbakal pesenggang sekitar 18% bahwa pemangkasan bisa terjadi pada Juli, menurut perangkat FedWatch milik CME.
“Kami memperkirbakal pertumbuhan ekonomi melambat dan perbaikan inflasi sektor jasa serta perumahan bakal memusuh akibat kenaikan tarif, memungkinkan pemangkasan (suku bunga) dimulai kembali pada September,” tulis analis ANZ dalam catatan risetnya.
Sejumlah info ekonomi AS nan lebih lemah dari perkiraan dalam beberapa pekan terakhir memperkuat ekspektasi bahwa The Fed bakal memangkas suku kembang tahun ini, dengan perjanjian berjnomor menunjukkan kemungkinan penurunan suku kembang sekitar 60 pedoman poin hingga akhir tahun.
Baca Juga: Dedikasi Ekstrem Triliuner Muda Lucy Guo dan Budaya Kerja Intens di Dunia Teknologi
Data nan dirilis Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen AS secara tak terduga menurun pada Juni lantaran kekhawatiran rumah tangga terhadap pesenggang kerja meningkat—indikasi lain bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah.
Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun nan mencerminkan ekspektasi suku kembang jnomor pendek turun ke level terendah dalam satu separuh bulan di 3,7870%.
Sementara imbal hasil obligasi tenor 10 tahun relatif tidak berubah di 4,3043%.