China Dan India Beralih Ke Batubara Berkalori Tinggi, Pangkas Impor Dari Indonesia

Sedang Trending 19 jam yang lalu

ILUSTRASI. Importir batubara termal utama China dan India memangkas impor bahan bakar pembangkit listrik dari Indonesia. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/tom.

Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

CEKLANGSUNG.COM - SINGAPURA. Importir batubara termal utama China dan India memangkas impor batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik dari Indonesia demi batubara dari tempat lain lantaran jatuhnya nilai dunia telah membikin batubara berbobot tinggi lebih kompetitif.

Mengutip Reuters, Rabu (25/6), menurut pejabat industri, pembelian batubara oleh China dan India dari Indonesia, eksportir terbesar di dunia, turun lebih sigap daripada keseluruhan impor batubara termal mereka, lantaran kedua negara beranjak ke batubara berbobot kalori (CV) nan lebih tinggi nan menghasilkan lebih banyak daya per ton.

"Batubara dengan kadar kalori nan lebih tinggi lebih mahal, tetapi menghasilkan lebih banyak daya untuk setiap dolar nan dikeluarkan pada nilai saat ini. Satu juta ton batubara dengan kadar kalori nan lebih tinggi dapat menggantikan 1,2 juta ton-1,3 juta ton alias apalagi 1,5 juta ton dari Indonesia," kata Vasudev Pamnani, kepala di perusahaan perdagangan batubara nan berpatokan di India, I-Energy Natural Resources.

analis Kpler, Zhiyuan Li mengatakan, di China, batubara termal berkalori sedang dan rendah dari Indonesia telah berjuang untuk bersaing dengan pasokan Rusia nan didiskon dengan mutu nan sama. 

Baca Juga: Permintaan Batubara dari China dan India Turun, Begini Respons Kementerian ESDM

Ramli Ahmad, presiden kepala perusahaan tperiode Indonesia, Ombilin Energi, mengatbakal batubara Indonesia dapat bangkit kembali jika nilai mutu nan lebih tinggi naik lantaran bentrok Timur Tengah, tetapi batubara dengan kadar kalori nan lebih rendah bakal menderita selama mutu nan lebih pbudaya daya dapat bersaing.

Menurut info bea cukai China dan info perdagangan India, batubara Mongolia di China dan batubara Afrika Selatan di India telah meraih untung terbesar dengan mengalahkan Indonesia, dengan pangsa mereka menyentuh rekor tertinggi di pasar ini dalam lima bulan pertama tahun 2025.

Produksi nan lebih tinggi dan peningkatan efisiensi bakal terus mendorong ekspor batubara Mongolia meskipun nilai batubara termal di China turun lantaran nilai batubara Mongolia tetap kompetitif, kata Xue Dingcui, analis di Mysteel.

China dan India juga telah meningkatkan pembelian dari Tanzania, nan sebagian besar tidak ada dalam peta perdagangan batubara dunia hingga perang Rusia dengan Ukraina pada tahun 2022.

Pedagang India juga telah meningkatkan pembelian batu bara berbobot tinggi dari Kazakhstan, Kolombia, dan Mozambik tahun ini, sementara pasokan Australia telah memperoleh pangsa di China.

Indeks batubara Indonesia dan Australia, nan mencerminkan mutu nan disukai pembeli China, telah mengalami tren penurunan sejak Oktober 2023, dengan patokan Australia menurun lebih sigap daripada patokan Indonesia.

Cari Pesenggang di Pasar Domestik

Secara keseluruhan, impor batubara China turun nyaris 10% menjadi 137,4 juta ton dalam lima bulan pertama tahun ini, sementara pengiriman ke India turun lebih dari 5% menjadi 74 juta ton.

Ekspor Indonesia menjadi nan paling terpukul, dengan pasokan ke China dan India masing-masing turun 12,3% dan 14,3%. Total ekspor batubara Indonesia turun 12% menjadi 187 juta ton pada periode Januari-Mei, menurut info dari perusahaan analitik Kpler.

Untuk mengatasi penurunan ekspor, penperiode Indonesia beranjak ke permintaan domestik, dengan pengiriman lokal diperkirbakal naik 3% tahun ini dan ekspor diperkirbakal turun sekitar 10%, menurut Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia.

Baca Juga: Permintaan China dan India Turun, Pengusaha Batubara Incar Pasar Ekspor Baru

Permintaan domestik, nan didorong oleh permintaan dari pabrik peleburan nikel, berada di jalur nan tepat untuk mencapai pangsa tertinggi dari produksi batu bara Indonesia setidaknya dalam satu dasawarsa dan saat ini mencapai 48,6%, menurut info pemerintah nan ditinjau oleh Reuters.

Indonesia membatasi nilai batubara nan dijual ke perusahaan listrik, menjadikan pabrik peleburan sebagai pengganti nan lebih menarik untuk ekspor.

"Industri pabrik peleburan adalah titik terang untuk saat ini, kami mendapatkan nilai nan lebih baik daripada nan kami dapatkan dari industri listrik alias penjualan ke China," kata Ahmad dari Ombilin.

Selanjutnya: BlackRock Kembali Borong Aset Kripto Ini, Nilainya Lebih dari Rp 400 Miliar

Menarik Dibaca: AsiaRuss Tawarkan Destinasi Halal dan Nykondusif di Rusia




Selengkapnya
Sumber
-->