9 Contoh Teks Anekdot Dialog 2 Orang Tentang Sindiran Yang Halus Tapi Menohok

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

9 Contoh Teks Anekdot Dialog 2 Orang tentang Sindiran nan Halus Tapi Menohok – Hai teman-teman! Apakah Anda pernah berjumpa orang nan menyindir tapi lembut banget, sampai Anda baru sadar maksudnya belakangan? Nah, di bumi literasi, jenis sindiran ini bisa Anda temukan melalui pengenalan teks anekdot dialog.

Teks anekdot biasanya berupa cerita pendek lucu alias menarik nan bisa membikin Anda tersenyum, tapi terkadang juga ada kritik lembut di baliknya. Kalau ditulis dalam corak dialog, biasanya melibatkan 2 orang nan ngobrol dan sindiran muncul secara manis tapi menohok.

Artikel Mamikos bakal memberikan contoh teks anekdot perbincangan 2 orang tentang sindiran lembut tapi menohok. Cocok untuk Anda nan lagi belajar bahasa, untuk bahan tugas, alias sekadar mau tahu langkah menyindir orang secara elegan. Yuk, baca bersama! 👀 📖 🧑‍🤝‍🧑

Contoh 1:  Teks Anekdot tentang Sindiran Teman

unsplash/@Oner

Di sebuah kafe kecil, Riko dan Dimas duduk sembari menunggu pesanan mereka datang. Riko mengenting Dimas nan sibuk mengenting layar ponselnya.

“Eh, Dimas, saya heran deh. Kamu itu bisa ngobrol sama orang sembari nggak lihat wajah mereka, ya? Aku baru lihat keahlian super beginian,” kata Riko sembari tersenyum.

Dimas hanya mengenting layar ponselnya dan menjawab santai, “Iya, saya lagi melatih multitasking. Bisa ngobrol sama Anda sembari tetap pembaruan buletin dari seluruh dunia.”

Riko tertawa kecil, “Wah, dahsyat juga ya. Tapi jangan sampai keahlian super membikin Anda lupa bumi nyata, Dimas. Aku takut suatu saat Anda ngomong sama bangku kafe lantaran nggak liat manusia original di depanmu.”

Dimas tersadar dan menurunkan ponselnya. “Ah, iya juga, ya. Makasih sudah mengingatkan. Aku lupa sejenak jika ada manusia nyata di sampingku.”

Riko tersenyum puas, “Nah, itu baru manusia nan benar-betul hadir. Jangan sampai ponselmu lebih krusial daripada temanmu sendiri.”

👉 Makna: Cerita ini mengajarkan bahwa terlampau konsentrasi pada ponsel bisa melupbakal intertindakan dengan orang di sekitar, sehingga krusial untuk tetap datang secara nyata dan memberi perhatian pada kawan daripada hanya mengikuti bumi digital.

Baca Juga :

Contoh Procedure Text Bahasa Inggris beserta Struktur dan Artinya

Contoh 2: Teks Anekdot tentang Politik

Raka mengenting temannya, Dito, sembari tersenyum, “Dito, Anda tahu nggak bangku paling nykondusif di negeri ini ada di mana?”

Dito mengerutkan dahi, “Di rumah sakit? Di instansi besar? Maksudmu bangku pelaksana gitu?”

Raka terkekeh, “Bukan, bangku itu ada di DPR. Kursi nan menjadikan orang nyaman duduk berjam-jam tanpa rasa capek.”

Dito bingung, “Hah, bangku DPR? Kenapa bisa nykondusif banget?”

Raka menepuk pundak Dito, “Ya, soalnya bangku itu dilengkapi dengan keahlian ‘mengumpulkan’ proyek dan anggaran. Semakin banyak nan masuk kantong, semakin lembek duduknya.”

Dito terdiam sejenak, lampau tersenyum kecut, “Ah… jadi empuknya bangku itu bukan lantaran bantalnya, tapi lantaran kantong orang nan duduk di situ, ya?”

Raka mengangguk, “Betul! Makanya jangan heran jika bangku itu selampau jadi rebutan para politisi. Prestis dan kenyamanannya sekaligus.”

👉 Makna: Menjelaskan bahwa posisi alias jabatan, khususnya di DPR, sering dikaitkan dengan kekuasaan, untung pribadi, dan kenyamanan nan sebenarnya berasal dari kesempatan mengumpulkan proyek alias anggaran, bukan akomodasi bentuk semata.

Contoh 3: Teks Anekdot tentang Pendidikan

Di kantin sekolah, Rina dan Dika sedang ngobrol sembari menunggu rehat selesai.

Rina mengenting Dika sembari tersenyum, “Dika, saya baru sadar ya, di sekolah negeri dan swasta itu rupanya beda sekali soal fasilitas.”

Dika penasaran, “Iya? Bedanya apa tuh?”

Rina mencondongkan tubuh, mengenting serius tapi sembari tertawa, “Di sekolah swasta, kitab tulis seolah punya keahlian sakti. Tulisannya rapi banget, tulisannya langsung membikin nilai naik.”

Dika mengangkat alis, “Hah? Buku tulis sakti? Maksudmu gimana?”

Rina terkekeh, “Iya, di sekolah swasta, pembimbing sigap menilai dan nilai bisa langsung naik jika kitab tulis rapi. Sementara di sekolah negeri, kitab tulis apapun, jika gurunya sibuk alias terlampau banyak murid, nilai tetap standar. Jadi rapi aja kadang nggak cukup, perlu ‘keajaiban’ ekstra.”

Dika tersenyum kecut, “Ah, jadi bukan muridnya nan beda, tapi kitab tulis dan ‘keajaiban’ sekolahnya ya.”

Baca Juga :

Contoh Pidato Bahasa Inggris tentang Generasi Muda nan Berkarakter dan Artinya

Rina mengangguk, “Betul! Terkadang akomodasi dan perhatian ekstra membikin perbedaan nan nyata. Tapi jangan sedih, pengetahuan tetap bisa dicapai di mana saja, hanya jalannya beda-beda.”

👉 Makna: Cerita ini menekankan bahwa kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh murid, tetapi juga oleh sarana, perhatian guru, dan kondisi alias akomodasi lingkungan belajar.

Contoh 4: Teks Anekdot tentang Status Sosial

Di sebuah sore nan panas, Rika membeli es dari seorang nenek di pinggir jalan. Tiba-tiba hujan turun deras, dan mereka berdua pun berlindung di bawah pohon besar dekat kios.

Agar suasana tidak canggung, Rika membuka percakapan, “Nek, sudah lama jualan es, ya?”

“Sudah nyaris 40 tahun, Nak,” jawab nenek sembari tersenyum.

Rika penasaran, “Anak-anak nenek nggak ada nan bantu jualan, Nek? Mereka pasti sibuk kerja, ya?”

Nenek tersenyum bangga, “Oh, anak-anak saya banyak nan kerja, Nak. Ada nan di Pertamina, ada nan di Kejaksaan, dan ada juga nan baru mulai upaya sendiri.”

Rika terkagum-kagum, “Wah, dahsyat banget! Jadi meskipun Nek hanya jualan es di pinggir jalan, anak-anaknya sukses semua ya?”

Nenek mengangguk santai, “Iya Nak, sama saja. Kerja mereka seperti saya, jualan es. Bedanya, mereka pakai seragam resmi dan meja megah, saya dengan gerobak tua. Tapi ujung-ujungnya, sama-sama jualan dan mencari rejeki.”

👉 Makna: Cerita ini menyindir dugaan bahwa pekerjaan sederhana seperti berdagang es dianggap rendah, padahal inti dari pekerjaan tetap sama: mencari rezeki dan membangun kehidupan.

Contoh 5: Teks Anekdot tentang Menaati Peraturan

Di sebuah persimpangan ramai, seorang tukang becak berjulukan Skondusif dihentikan polisi lantaran melanggar rambu “Becak dilarang belok kiri”.

“Eh, Anda kok belok kiri? Rambu jelas-jelas mengatbakal becak dilarang belok kiri!” bentak Pak Polisi sembari menunjuk rambu.

Skondusif tersenyum tenang, “Oh, Pak, saya lihat rambu itu, tapi kan gambar becaknya sedang kosong. Becak saya ada pengemudinya, jadi beda. Bermakna boleh belok kiri, kan?”

Polisi mengerutkan dahi, “Hadeh, logikamu kreatif, tapi tetap melanggar peraturan, Nak. Becak tetap dilarang belok kiri!”

Skondusif mengangguk sembari tertawa, “Ya sudah Pak, lain kali saya lurus terus. Tapi kocak juga ya, patokan bisa ‘dipahami berbeda’ jika logikanya kreatif.”

👉 Makna: Sindiran tentang sikap manusia nan suka mencari celah alias logika konyol agar terlihat “benar”, sekaligus menekankan pentingnya mematuhi patokan demi ketertiban bersama.

Contoh 6: Teks Anekdot tentang Sindiran Kantor

Di sebuah kantor, Rina dan Dito sedang duduk sembari menunggu rapat dimulai.

Rina mengenting sekeliling sembari terkekeh, “Dito, instansi kita ini kocak juga ya. Namanya instansi modern, tapi kerjaannya tetap pakai langkah jadul.”

Dito mengangkat alis, “Maksudmu gimana?”

Rina tersenyum nakal, “Iya, lihat aja printer itu. Katanya bisa cetak cepat, tapi tiap mau pakai selampau mogok. Jadi kita malah belajar sabar sembari menunggu laporan selesai.”

Dito terkekeh, “Haha… iya juga. Lalu komputer nan katanya canggih itu, lebih sering nge-hang daripada jalan lancar. Sepertinya instansi ini memang super efisien dan membikin kita stress!”

Rina menepuk pundak Dito, “Betul! Tapi lucunya, setiap ada meeting, semua terlihat sibuk banget. Padahal sebagian besar hanya berpikir mbakal siang alias kopi berikutnya.”

Dito tertawa kecut, “Ah, jadi instansi modern itu bukan soal teknologi alias fasilitas, tapi soal keahlian pura-pura sibuk sembari tetap santai. Kreatif juga ya, hehe.”

Rina tersenyum, “Iya, menohok tapi lucu. Kadang saya heran, orang luar pasti pikir kita kerja keras banget, padahal realitanya, ya gitu deh, haha.”

👉 Makna: Cerita ini menyindir budaya instansi di mana tenaga kerja terlihat sibuk untuk menunjukkan produktivitas, padahal banyak nan justru menunggu alias mengulur waktu.

Baca Juga :

Contoh Cerita tentang Lomba 17 Agustus nan Menarik dan Seru 2025

Contoh 7: Teks Anekdot tentang Sindiran Media Sosial

Di sebuah kafe, Dila dan Raka sedang duduk sembari menyeruput kopi.

Dila mengenting ponsel Raka sembari tersenyum nakal, “Raka, serius deh, Anda ini sibuk banget di media sosial. Setiap menit pasti ada postingan baru, story baru, alias komentar lucu.”

Raka terkekeh, “Hehe, iya, Dila. Aku kan kudu pembaruan agar orang tahu hidupku senang dan produktif.”

Dila menepuk pundak Raka, “Bahagia dan produktif? Lha, saya lihat postinganmu tiap pagi sampai malam, tapi kerjaan di instansi menumpuk segunung. Jadi media sosialmu lebih hidup daripada bumi nyata, ya?”

Raka tersenyum kecut, “Iya juga, ya. Sepertinya media sosial memang bisa membikin orang terlihat sibuk dan keren, padahal aslinya, saya lagi menunggu kopi dingin sembari berpikir laporan nan belum kelar.”

👉 Makna: Cerita ini menyindir perilsaya orang nan lebih memperhatikan gambaran online daripada realitas, sekaligus mengingatkan pentingnya keseimbangan antara bumi digital dan kehidupan nyata.

Contoh 8: Teks Ankedot tentang Janji Kampanye

Di sebuah warung kopi, Dito dan Riko sedang ngobrol sembari mengenting iklan pemerintah nan berisi janji membuka ribuan lapangan kerja baru.

Dito mengenting Riko sembari terkekeh, “Riko, lihat deh, janji lapangan kerja baru ini. Katanya ribuan orang bnalar dapat pekerjaan. Kayak sulap aja ya, tiba-tiba semua orang dapat kerja.”

Riko tersenyum nakal, “Iya, lucunya kayak iklan es krim: terlihat manis, dingin, dan menggoda, tapi jika digigit, tinggal rasa manisnya saja, nggak ada isinya.”

Dito tertawa, “Hahaha, betul juga! Dan tiap tahun selampau muncul janji baru. Aku mulai mikir, janji itu kayak lampu lampau lintas: merah buat pengangguran, hijau buat nan beruntung, tapi kadang keduanya tetap kudu menunggu lama.”

Riko menepuk meja sembari tertawa, “Betul! Janji-janji itu membikin orang berambisi tinggi, padahal kenyataannya, orang tetap ngantri di warung kopi sembari ngopi, berambisi ada nan jatuh dari langit. Kreatif dan tragis sekaligus!”

Dito menambahkan, “Ya, politik itu lucu, Riko. Janji kerja seperti payung di musim tandus nan terlihat penting, tapi tidak pernah dipakai.”

👉 Makna: Janji-janji politik, terutama tentang lapangan kerja, sering terdengar menarik dan menggoda, tetapi kenyataannya jarang terealisasi.

Baca Juga :

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi tentang Buku Tulis dan Strukturnya

Contoh 9: Teks Anekdot tentang e-KTP

Di sebuah instansi desa, Andi dan Budi sedang menunggu giliran untuk urusan administrasi.

Andi mengenting Budi sembari tersenyum nakal, “Budi, asing juga ya. Sekarang zamannya E-KTP, katanya serba elektronik, tapi lihat sendiri, semua tetap minta fotokopi.”

Budi mengerutkan dahi, “Iya, Andi. Aku juga heran. Katanya E-KTP canggih, bisa untuk semua urusan, tapi setiap kali urus dokumen, pegawai tetap pegang fotokopi segunung.”

Andi terkekeh, “Hahaha, sepertinya E-KTP itu namanya memang elektronik, tapi sifatnya manual. Jadi kita tetap kudu bawa kertas, bolak-kembali fotokopi, dan berambisi tidak ada nan hilang.”

Budi tersenyum kecut, “Betul! Namanya juga janji digital, tapi praktiknya tetap analog. Lucu tapi menohok, ya. Kadang saya mikir, E-KTP ini lebih pandai di nama daripada di kenyataan.”

Andi menepuk pundak Budi, “Iya, kita hanya bisa tersenyum sembari menyerahkan fotokopi lagi dan lagi. Selbanget datang di bumi E-KTP, elektronik di nama, manual di praktik!”

👉 Makna: Meskipun E-KTP digembar-gemborkan sebagai arsip elektronik modern, kenyataannya prosedur manajemen tetap berjuntai pada langkah manual seperti fotokopi.

Penutup

Itulah beberapa contoh teks anekdot dengan perbincangan 2 orang tentang sindiran dan menohok nan membikin cerita terasa hidup dan mudah dicerna lewat percakapan sehari-hari nan santai.

Selain membikin ketawa, anekdot juga bisa menyelipkan sindiran alias kritik tentang kebiasaan, kejadian sosial, alias perilsaya manusia dengan langkah nan lembut dan mengena.

Sambil tersenyum, pembaca jadi diajak berpikir tentang realita di sekitar mereka, membikin cerita ini bukan hanya kocak tapi juga penuh pesan moral nan ringan dan mudah diingat.


Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Mkepalang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->