Petani Gentungan Mampu Produksi 45 Ton Pupuk Organik | Lpp Rri

Sedang Trending 4 hari yang lalu

KBRN, Jakarta:  Kelompok Taruna Tani Lestari di Desa Gentungan sukses memproduksi 45 ton pupuk organik per bulan. Limbah kotoran ternak dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pupuk ramah lingkungan tersebut.

Ketua Taruna Tani Lestari Kholiq Robani menjelaskan tradisi membikin pupuk sendiri sudah dikenal sejak lama. Namun, kebiasaan itu sempat ditinggalkan lantaran petani mulai mengandalkan pupuk kimia sintetis.

“Kami belajar dari orangtua kami dulu sebelum mulai bermunculan pupuk kimia. Kemudian limbah ternak ini mulai ditinggalkan, padahal sangat berfaedah dan pupuk jenis ini mudah diserap nutrisinya oleh tanah," ujar Kholiq kepada Pro 3 RRI, Minggu (22/6/2025).

Awalnya, 45 ton pupuk organik baru bisa dihasilkan dalam waktu tiga bulan lantaran proses tradisional nan menyantap waktu. Namun, metode fermentasi modern sekarang mempercepat proses pengolahan limbah ternak. 

Berkat teknologi terbaru, mereka bisa meningkatkan efisiensi tanpa mengurangi kualitas pupuk. Kelompok tani ini juga mengedukasi para petani menggunakan pupuk nan tepat untuk hasil panen maksimal.

Respons petani terhadap pupuk ini sangat baik dan terus meningkat. Bahkan beberapa petani menjalin perjanjian langsung dengan golongan Taruna Tani Lestari.

Harga satu kilogram pupuk organik ditetapkan sebesar Rp1.000. Sementara, satu bungkusan berisi 30 kilogram dijual seharga Rp30.000.

Selain produksi dan penjualan pupuk, mereka juga aktif memastikan suplai limbah ternak dari peternak lokal tetap stabil. Bahkan, Taruna Tani Lestari membeli limbah peternak nan tidak mempunyai lahan pembuangan, sekaligus menjadi solusi persoalan lingkungan.

“Alhamdulillah mulai berputar, dan berakibat sangat baik. Sistemnya juga sudah tidak praktik di kelompok-kelompok mini saja, tetapi manajemennya sudah meluas,” ujar Kholiq.

Meski produksi lancar, pengedaran pupuk tetap menghadapi hambatan armada pengiriman. Saat ini, penyaluran hanya menjangkau wilayah dalam Kabupaten Karanganyar.

“Sudah dua tahun kami tetap menabung untuk penambahan armada pengiriman. Selain dari hasil penjualan pupuk, juga tabungan dari anggota, kami sepakati membeli armada tambahan,” katanya.(Afriani Respati)


Selengkapnya
Sumber
-->