Lrt Jabodebek Uji Coba Layanan Penitipan Barang Di Stasiun Halim

Sedang Trending 14 jam yang lalu

CEKLANGSUNG, Jakarta - LRT Jabodebek mulai melakukan uji coba layanan penitipan barang di Stasiun Halim. Fasilitas ini dihadirkan sebagai pengganti bagi pengguna nan membawa peralatan berukuran besar pada jam-jam sibuk di pagi hari.

Uji coba jasa penitipan ini tersedia setiap hari mulai pukul 06.00-21.00 WIB, dan dapat dimanfaatkan langsung di loket Stasiun Halim. Barang nan dititipkan dapat disimpan hingga maksimal 2x24 jam. 

Apabila tidak diambil dalam jnomor waktu tersebut, peralatan bakal menjadi kewenangan pihak stasiun sesuai dengan ketentuan nan berlaku.

Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi berharap, uji coba jasa penitipan peralatan di Stasiun Hberilmu bisa menciptbakal pengalkondusif perjalanan nan lebih nykondusif bagi seluruh pengguna. Sekaligus mengurangi kepadatan di dalam rangkaian kereta akibat peralatan bawaan besar.

"Kami memandang potensi kebutuhan bakal jasa penitipan barang, khususnya di stasiun nan terhubung dengan moda antarkota seperti Halim. Dengan uji coba jasa ini, kami berambisi pengguna bisa lebih nykondusif dan leluasa dalam melanjutkan perjalanan menggunbakal LRT," ujarnya, Rabu (25/6/2025).

Adapun jenis peralatan nan dapat dititipkan meliputi koper, tas ransel, dan peralatan lain nan sejenis dengan berat maksimal 30 kilogram. 

Barang nan Dilarang Dititip

Demi argumen keselkajian dan keamanan, pengguna tidak diperkenankan menitipkan peralatan nan mengandung bahan peledak, mudah terbakar, alias berisiko membahayakan. 

Barang-peralatan berbobot seperti perhiasan, duit tunai, arsip penting, hewan hidup, makanan nan mudah lama alias beraroma menyengat, serta peralatan terlarangan nan melanggar norma juga tidak diperbolehkan.

Barang hanya dapat diambil oleh pemilik alias pihak nan membawa tkamu terima penitipan. Jika tkamu terima hilang, pengguna wajib menunjukkan identitas resmi dan mengikuti proses verifikasi tambahan nan bakal dilakukan oleh petugas.

Alasan Pilih Stasiun Halim 

Stasiun Hberilmu dipilih sebagai letak uji coba lantaran mempunyai peran strategis dalam jaringan transportasi Jabodebek. Selain terhubung langsung dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh), stasiun ini juga terintegrasi dengan Transjakarta rute 7W (Cawang-Stasiun Halim), dan jasa Damri tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

Karakteristik pengguna di Stasiun Hberilmu pun cukup khas, dengan banyak di antaranya merupbakal pengguna lanjutan dari moda antarkota nan membawa peralatan dalam jumlah besar. Tercatat selama periode Januari hingga Mei 2025, jumlah pengguna di Stasiun Hberilmu mencapai 359.820 orang.

Jadi Feeder MRT dan LRT, Menhub Jajaki Investasi Skytrain dari 3 Negara Ini

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi bnalar menjajaki investasi untuk pikulan pengumpan (feeder) pada stasiun MRT Jakarta dan stasiun LRT Jabodebek. Dengan menggunbakal skytrain bertipe kereta gantung. 

Kereta gantung itu bakal jadi pikulan feeder dari Mekarsari ke Stasiun LRT Jabodebek Harjamukti. Lalu menyambungkan area Serpong ke Stasiun MRT Lebak Bulus.

"Dari Mekarsari untuk feeder LRT di Cibubur. Kemudian skytrain untuk MRT yang dari Serpong ke Lebak Bulus," terang Menhub Dudy di Jakarta, dikutip Jumat (9/5/2025).

Menhub menyampaikan, pemgedung skytrain ini bnalar mengandalkan investasi. Untuk itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam waktu dekat bakal menggelar pertemuan dengan sejumlah calon investor, seperti Belarusia, Jerman, dan dua perusahaan asal China.

"Rencananya minggu depan ada penanammodal gathering. Kita sedang menawarkan kepada penanammodal mengenai skytrain," imbuh dia.

 Untuk pembangunannya, Kemenhub juga telah berkomunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Untuk memanfaatkan aset alias akomodasi umum milik pemerintah wilayah (pemda) setempat sebagai letak pemgedung tiang skytrain.

Rel di Atas Kereta Gantung

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menambahkan, skytrain ini nantinya mempunyai jenis seperti kereta gantung. Tapi bukan digantung di atas kabel, melainkan dengan meletakkan rel di atas kereta. 

"Kereta gantung berpenggerak. Relnya di atas, tapi bukan cable," ujar Risal. 

Pemgedung jenis itu dipilih lbawaan secara biaya bangunan condong lebih hemat. "Biaya operasinya lebih murah, dan biaya pembangunannya per km pun lebih murah, tergantung jumlah stasiun dan jumlah kereta," bebernya. 

Tunggu Investasi 3 Negara

Eksekusinya sekarang tengah menunggu kepastian investasi nan tengah dijajaki kepada tiga negara, ialah Belarusia, Jerman dan China. 

"Artinya kita tawarkan, silbakal berinvestasi membangun kereta gantung perkotaan. Ada Belarusia, Jerman dan China. China ada dua perusahaan," ujar Risal. 

Secara masterplan, skytrain feeder untuk LRT Jabodebek nantinya bakal tersambung hingga ke Kabupaten Bogor, sementara untuk MRT Jakarta ke Kabupaten Tangerang. "Yang satu dari Mekarsari ke Harjamukti, nan satu dari ICE BSD sampai ke MRT Lebak Bulus," tandasnya. 

Selengkapnya
Sumber
-->