Gerak Senyap Amman Mineral (ammn) Saat Saham Rally 3 Bulan, Apa Penopangnya?

Sedang Trending 19 jam yang lalu

Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mempertahankan rally sejak tiga bulan terakhir. Selama jnomor waktu tersebut, nilai saham Amman melesat 64,39%. 

Trend kenaikan juga terjadi pada perdagangan Rabu (25/6). Pada penutupan perdagangan sesi pertama saham AMMN bertengger di level 8.400 dengan kenaikan 4.02%. 

Selama sepekan terakhir, saham Amman telah naik 8,01%. Namun jika ditelusuri sejak awal tahun, saham Amman justru turun 0,88%. Harga tertinggi berada di level 8.700 sementara nilai terendah berada di level 4.610.

Retail Research Analyst CGS International Sekuritas Indonesia Sharon Natasha mengatakan, ada sentimen positif nan menyebabkan saham Amman terus ceria. Pertama dari sisi nilai tembaga nan melambung hingga 14,96% sejak awal tahun alias secara year to date ke level US$ 9.947 per ton alias setara Rp 162 juta (kurs rupiah Rp 16.370 terhadap dolar Amerika Serikat) pada perdagangan kemarin.

Katalis positif lainnya berasal dari ketegangan dunia tampaknya mulai mereda. Menurut Sharon, perihal ini ditumpama oleh bentrok tarif resiprokal antara Amerika Serikat dan China nan mulai melandai, meskipun belum mencapai kesepakatan final. 

“Di sisi lain, bentrok antara Iran dan Israel juga dikabarkan telah memasuki tahap gencatan senjata. Kondisi ini turut memberikan dorongan positif bagi stabilisasi pasar global,” kata Sharon dalam analisisnya, Rabu (25/6).

Meski begitu, dia mengatbakal ada akibat lain nan perlu dicermeninggal oleh para investor. Ia menyorot soal inflasi nan tinggi biasanya diiringi dengan melemahnya daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap logam dasar condong menurun. 

Sharon menilai stabilisasi bentrok menjadi angin segar nan memberikan angan bahwa permintaan logam dasar bakal tetap terjaga, alias setidaknya stabil dalam waktu dekat. “Secara keseluruhan, meredanya ketegangan geopolitik ini bisa menjadi katalis positif, termasuk bagi AMMN,” ujarnya.

Kinerja Kuartal Pertama 2025 AMMN

Merujuk laporan kuartal pertama 2025, Amman Mineral membukukan kerugian bersih sebesar US$ 137,6 juta, berkembali dari untung bersih US$ 130,72 juta pada periode nan sama tahun sebelumnya. 

Mengutip keterangan resmi Direktur Keuangan Arief Sidarto mengatakan, penurunan keahlian ini disebabkan oleh tidak adanya aktivitas penjualan selama tiga bulan pertama tahun ini. Dengan penambangan konsentrasi pada lingkaran luar Fase 8, Amman mengantisipasi produksi tembaga dan emas nan lebih rendah lantaran pemrosesan stockpiles dan bijih berkadar rendah. 

“Kami tidak mencatat penjualan pada kuartal ini lantaran katoda tembaga pertama dari smelter baru diproduksi pada akhir Maret,” kata Arief dalam keterangan resmi dikutip Rabu (26,6).

Meski demikian, Arief menyebut kondisi ini hanya berkarakter sementara dan telah diantisipasi sebelumnya. Mereka meyakini bahwa keahlian operasional dan finansial perusahaan bakal pulih seiring dimulainya kembali penjualan pada kuartal mendatang.

Produksi tembaga ambruk 62% menjadi 37 juta pon, sementara produksi emas juga merosot 81% menjadi 32.340 ons. Penurunan produksi ini terjadi lantaran pemrosesan pada kuartal tersebut sebagian besar berasal dari stok persediaan (stockpiles) dan bijih segar berkadar rendah dari Fase 8 tambang.

Sementara itu, produksi katoda tembaga pertama sebesar 635 ton sukses dicapai pada akhir Maret 2025. Namun, smelter tetap memerlukan waktu stabilisasi dan penyempurnaan untuk mencapai tingkat operasi optimal dan berkelanjutan.

Untuk mengantisipasi potensi keterbpemimpin produksi dari smelter, perusahaan telah secara resmi mengusulkan permohonan kepada pemerintah untuk menerapkan pendekatan hibrida. Pendekatan ini memungkinkan ekspor katoda tembaga dan konsentrat dilakukan secara bersamaan.

Per 31 Maret 2025, total utang perusahaan tercatat sebesar US$ 5,124 juta, meningkat 20% dari posisi Desember 2024. Dengan total kas dan setara kas konsolidasi mencapai US$ 868 juta, total utang bersih AMMN berada di nomor US $4,256 juta.

Menurut Sharon, hasil laporan kuartal pertama ini nan menjadi sentimen negatif saham AMMN. Ia menilai kosongnya kolom penjualan AMMN disebabkan adanya persoalan dengan regulasi. 

“Karena memang untuk dari AMMN, itu izin ekspor perusahaan udah terakhir di 2024. Sementara seluruh pendapatannya AMMN itu di penjualan beberapa waktu sebelumnya ya, alias di bulan 2024, itu memang asalnya dari ekspor semua,” katanya.

Selain itu, AMMN sedang dalam fase pembelian saham kembali alias buyback sampai 1 Juli 2025. Amman berencana memborong sebanyak 100 ribu saham alias senilai Rp 835 miliar. 

Bagaimana Prospek Saham AMMN?

Dari sisi teknikal, Sharon mengatbakal AMMN sudah mulai masuk area oversold. Dalam jnomor pendek, Amman bakal menguji level resistance di 8.300. 

“Ini cukup menarik jika misalkan nilai kondusif ini sukses breakout dari Rp 8.300 karena next crisis-nya ada di Rp 8.500 dan di Rp 8.700. Sementara untuk area support itu ada di Rp 7.900 dan di Rp 7.700,” kata dia.

Sementara itu, Head of Research Retail MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan saham Amman untuk trading buy. Adapun level support nan diprediksi Herditya berada di 8.250 dan level resistance berada di 8.500. Adapun sasaran jnomor pendek ada di Rp 8.525 hingga Rp 8.850.

Selengkapnya
Sumber
-->