Presiden COP30 Brasil Andre Correa do Lago mengusulkan ekspansi komitmen pengurangan emisi untuk mencakup janji dari perusahaan, negara bagian, dan kota-kota, dengan tujuan memperkuat upaya suasana dunia setelah penarikan Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Paris.
Diplomat Brasil nan mempersiapkan konvensi suasana tersebut telah bekerja sama erat dengan PBB untuk mendorong negara-negara mengusulkan sasaran terbaru dalam pengurangan emisi gas rumah kaca pada bulan September 2025. Banyak negara telah melewatkan pemisah waktu penyerahan sasaran suasana mereka pada bulan Februari lalu.
Perjanjian Paris, di mana nyaris semua negara sepakat untuk membatasi pemanasan hingga jauh di bawah 2 derajat Celsius dari tingkat pra-industri, mengharuskan negara-negara mengusulkan target-target tersebut. Target suasana ini dikenal sebagai Kontribusi nan Ditetapkan Secara Nasional (NDC), dan diperbarui setiap beberapa tahun.
Dalam surat nan dirilis pada hari Jumat (20/6), Presiden COP30 Andre Correa do Lago mengusulkan ekspansi jalur pengurangan emisi dengan menciptbakal "NDC global". Target ini bakal menggabungkan sasaran dari beragam pelaku, bukan hanya negara, untuk mengubah Global Stocktake — proses peninjauan kemajuan Perjanjian Paris.
"Tujuan kami adalah membawa dinamika baru bagi tindakan suasana global, menyelaraskan upaya nan dilakukan oleh bisnis, masyarakat sipil, dan semua tingkat pemerintahan dalam tindbakal nan terkoordinasi," tulis Lago, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/6). Ia mengusulkan istilah "GDC," alias "kontribusi nan ditentukan secara global," untuk inisiatif nan diperluas ini.
Merespons Perubahan Kebijbakal Iklim AS
Lago tidak secara definitif mengemukbakal inisiatif tersebut sebagai respons terhadap perubahan kebijbakal AS. Namun, dia mengakui inisiatif itu bakal memungkinkan partisipasi dari perusahaan-perusahaan AS dan pemerintah wilayah nan tetap berkomitmen membantu mengurangi perubahan suasana meskipun pemerintahan Trump secara resmi keluar dari Perjanjian Paris.
“Agenda tindakan kami membuka banyak ruang bagi pihak AS nan mau berpartisipasi,” kata Lago. Ia menamapalagi usulan tersebut juga bakal mendorong negara-negara dengan sasaran emisi konservatif untuk menjadi lebih ambisius.
Diplomat Brasil itu mengatbakal pelsaya sektor swasta sering bergerak lebih sigap dalam tindakan suasana dibanding pemerintah. Pemerintah lebih rentan terhadap pertimbangan kompleks seperti peran perusahaan minyak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi alias biaya transformasi jaringan listrik.
Dan Ioschpe, seorang pengusaha Brasil nan ditunjuk sebagai "juara iklim" COP30, mengatbakal inisiatif itu bakal memberikan kejelasan bagi para tokoh non-negara untuk selaras dengan tujuan Perjanjian Paris.
"Tak hanya di Amerika Serikat, tetapi secara umum di negara-negara di mana pemerintah nasional tidak terlalu terlibat dalam rumor tersebut, kita memandang gubernur, wali kota, dan sektor swasta sangat terlibat," kata Ioschpe.
COP30, nan bakal diselenggarbakal di kota Amazon Belem pada bulan November, menumpama ulang tahun ke-10 perjanjian Paris.