Contoh Saham Biasa Dan Saham Preferen Beserta Perbedaannya Yang Harus Dipahami Oleh Pemula

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Contoh Saham Biasa dan Saham Preferen beserta Perbedaannya nan Harus Dipahami oleh Pemula – Kalau Anda baru mulai belajar investasi saham, pasti sering ketemu istilah dunia saham dari jenis saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Nah, dua jenis saham ini sekilas mirip, sama-sama jadi bukti kepemilikan di perusahaan. 

Tapi jika diteliti lebih dalam, keduanya mempunyai karakter dan kewenangan nan berbeda. Mulai dari kewenangan suara, pembagian dividen, sampai prioritas jika perusahaan mengalami kebangkrutan. Nah, pemahkondusif soal perbedaan ini bisa menentukan strategi investasimu ke depan.

Nah, agar tidak salah kaprah, yuk mari telaah secara komplit apa itu saham biasa dan saham preferen, contoh perusahaannya di Indonesia, serta perbedaan nan wajib dipahami pemula sebelum mulai investasi. Yuk, belajar bersama! 💰 📉 💲

Mengenal Saham Biasa alias Common Stock

unsplash/@JoshuaMayo

Saham adalah tkamu kepemilikan seseorang alias suatu pihak (bisa perseorangan maupun institusi) terhadap suatu perusahaan. Jadi jika Anda beli saham, sebenarnya Anda ikut mempunyai bagian mini dari perusahaan tersebut.

Perusahaan biasanya menerbitkan saham untuk mendapatkan modal tambahan. Nah, saham ini kemudian diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga Anda bisa membelinya lewat agen alias aplikasi sekuritas.

Saham sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah saham biasa dan saham preferen. Saham biasa (common stock) adalah jenis saham nan paling sering diperdagangkan di pasar modal. 

Bisa dibilang, jika Anda buka aplikasi sekuritas dan beli saham BCA, Telkom, alias Indofood, biasanya itu termasuk saham biasa.

Ciri-ciri Saham Biasa:

Berikut karakter – karakter dari saham biasa:

1. Hak bunyi dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) → Pemegang saham biasa bisa ikut voting dalam keputusan penting, seperti pemilihan dewan alias kebijbakal dividen.

2. Dividen tidak tetap → Dividen saham biasa bisa besar, kecil, alias apalagi nggak dibagikan sama sekali, tergantung keahlian perusahaan.

3. Potensi untung besar → Kalau nilai saham naik, pemegang saham biasa bisa dapat capital gain (keuntungan dari selisih jual-beli).

4. Risiko lebih tinggi → Kalau perusahaan bangkrut, pemegang saham biasa dapat giliran paling terakhir setelah kreditur dan pemegang saham preferen.

Contoh Saham Biasa di Indonesia

Nah, jika Anda penasaran, apa saja contoh saham biasa di Indonesia?

  • BBCA (Bank Central Asia) – bank swasta terbesar di Indonesia.
  • TLKM (Telkom Indonesia) – perusahaan telekomunikasi milik negara.
  • ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) – produsen mie instan Indomie.
  • ASII (Astra International) – perusahaan otomotif dan multifinance besar.

Semua saham nan Anda lihat dan bisa Anda beli di BEI umumnya adalah saham biasa. Jadi, jika Anda pemula dan sudah punya akun sekuritas, kemungkinan besar Anda sudah pernah bertranstindakan saham biasa.

Mengenal Saham Preferen alias Preferred Stock

Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham nan memberikan kewenangan spesial kepada pemegangnya dibandingkan dengan saham biasa. 

Disebut “preferen” lantaran pemilik saham ini mendapatkan prioritas tertentu, terutama dalam pembagian dividen dan klaim aset ketika perusahaan mengalami kebangkrutan. 

Karakteristiknya menjadikan saham preferen sebagai instrumen investasi nan berada di antara saham biasa dan obligasi. Dari sisi return, dividen nan diterima biasanya berkarakter tetap, sehingga banyak dianggap lebih stabil dibandingkan saham biasa.

Berbeda dengan saham biasa nan umumnya diperdagangkan luas di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham preferen jarang tersedia untuk penanammodal ritel. 

Biasanya, jenis saham ini diterbitkan untuk tujuan pendanaan unik dan lebih sering ditawarkan kepada penanammodal lembaga alias pihak-pihak tertentu. 

Inilah sebabnya saham preferen di Indonesia kurang terkenal dibanding saham biasa, meskipun di luar negeri, terutama di Amerika Serikat, saham jenis ini cukup banyak beredar dan dimanfaatkan oleh penanammodal nan mengutambakal pendapatan tetap.

Ciri-ciri Saham Preferen:

Berikut karakter – karakter dari saham preferen:

1. Prioritas pembagian dividen → Pemegang saham preferen mendapat dividen lebih dulu sebelum saham biasa. Bahkan, dividennya sering berkarakter tetap (mirip kembang obligasi).

2. Tidak selampau punya kewenangan bunyi → Berbeda dengan saham biasa, pemegang saham preferen umumnya tidak ikut voting dalam RUPS.

3. Lebih kondusif saat perusahaan bangkrut. → Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen bakal mendapat kewenangan atas aset perusahaan lebih dulu dibanding pemegang saham biasa.

4. Gabungan karakter saham dan obligasi → Karena dividennya tetap, saham preferen sering dianggap punya sifat seperti obligasi. Tapi lantaran tetap saham, dia tetap bagian dari kepemilikan perusahaan.

Contoh Saham Preferen di Indonesia

Saham preferen tidak umum diperdagangkan di BEI untuk penanammodal ritel. Biasanya, saham jenis ini diterbitkan oleh perusahaan tertutup alias ditawarkan unik untuk penanammodal institusi.

Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika Serikat, banyak perusahaan besar nan menerbitkan saham preferen, seperti:

  • Bank of America Preferred Stock
  • General Electric Preferred Stock
  • Ford Motor Preferred Stock

Kalau di Indonesia, beberapa bank juga pernah menerbitkan saham preferen untuk tujuan pendanaan, tetapi aksesnya terpemisah dan tidak tersedia di pasar ritel seperti saham biasa. Berikut beberapa perusahaan nan pernah menerbitkan saham preferen:

  • PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) → Perusahaan ini bergerak di bagian properti dan perhotelan. MAMI pernah menerbitkan saham preferen sebagai pengganti sumber modal tambahan.
  • PT Bayer Indonesia → Perusahaan farmasi multinasional ini juga pernah menawarkan saham preferen dalam rnomor pendanaan khusus. Namun, aksesnya lebih terpemisah dibandingkan saham biasa.
  • PT Century Textile Industry Tbk (CNTX) → Perusahaan tekstil ini pernah mengeluarkan saham preferen sebagai bagian dari restrukturisasi keuangan.

Karena sifatnya nan lebih khusus, saham preferen dari perusahaan-perusahaan di atas tidak banyak diperdagangkan di bursa untuk ritel. Biasanya, saham ini hanya ditawarkan ke kalangan tertentu, seperti penanammodal lembaga alias pihak strategis.

Mana Jenis Saham nan Cocok untuk Pemula?

Setelah mengetahui apa saja contoh saham biasa dan saham preferen beserta perbedaannya dan juga plus minusnya, jadi apa pilihan saham untuk pemula?

Kalau Anda tetap pemula di bumi saham, biasanya Anda bakal lebih banyak berintertindakan dengan saham biasa. Alasannya sederhana, lantaran saham jenis ini mudah dibeli lewat aplikasi sekuritas nan sekarang banyak tersedia dan user-friendly. 

Kamu bisa langsung buka akun, setor modal, lampau mulai membeli saham biasa dari beragam perusahaan nan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, pilihan saham biasa sangat beragam. Ada nan berasal dari sektor perbankan, telekomunikasi, energi, hingga consumer goods. 

Variasi ini memberi kesempatan untuk pemula untuk belajar sekaligus menentukan sektor mana nan paling sesuai dengan minat alias strategi investasinya. Adanya kajian nan tepat, saham biasa juga bisa memberikan potensi untung nan menarik.

Di sisi lain, saham preferen biasanya lebih cocok untuk penanammodal lembaga alias penanammodal besar. Hal ini lantaran konsentrasi utama saham preferen bukan pada capital gain dari jual-beli saham, melainkan pada dividen tetap nan sifatnya lebih stabil. 

Jadi, jika Anda tetap di tahap awal belajar investasi, lebih baik konsentrasi dulu ke saham biasa sebelum mempertimbangkan instrumen seperti saham preferen.

Tips Pemula nan Mau Mulai Investasi Saham

Kalau Anda tetap pemula, Anda bisa cek tips berikut!

1. Kenali dulu tujuan keuangan

Sebelum mulai membeli saham, coba tanybakal dulu ke dirimu, apa sih tujuan investasimu? 

Kalau Anda ada sasaran jnomor panjang, misalnya untuk biaya pensiun alias biaya pendidikan anak, maka saham biasa bisa jadi pilihan lantaran meski harganya fluktuatif, potensi pertumbuhannya besar dalam jnomor waktu panjang.

Namun, jika Anda jenis orang nan lebih suka kepastian pendapatan, misalnya mau ada pemasukan rutin tiap tahun, saham preferen sebenarnya bisa dipertimbangkan. Sayangnya, di Indonesia saham preferen jarang tersedia untuk penanammodal ritel. 

Alternatifnya Anda bisa melirik instrumen lain seperti obligasi alias reksa biaya pendapatan tetap nan lebih sesuai dengan kebutuhanmu.

2. Diversifikasi portofolio

Salah satu kesalahan klasik pemula adalah meletakkan semua duit hanya di satu saham. Padahal, ini sangat berisiko lantaran jika nilai saham itu anjlok, seluruh modalmu bisa ikut tergerus. Makanya, krusial untuk menyebar investasi ke beberapa saham berbeda.

Diversifikasi bisa dilakukan dengan membeli saham dari sektor nan berbeda, misalnya campuran antara perbankan, telekomunikasi, dan consumer goods. 

Bahkan, jika Anda mau lebih aman, portofolio juga bisa dicampur dengan instrumen lain seperti obligasi, reksa dana, alias deposito. 

3. Belajar analisis

Investasi saham bukan sekadar ikut-ikutan alias menebak-nebak. Kamu perlu memahami kajian fundamental, seperti membaca laporan keuangan, menilai keahlian perusahaan, dan memperhatikan prospek industrinya. 

Selain itu, ada juga kajian teknikal nan menggunbakal diagram nilai dan volume perdagangan untuk memprediksi pergerbakal nilai saham. 

Meskipun terlihat rumit di awal, semakin sering Anda belajar dan praktik, semakin mudah juga Anda mengenali pola-pola nan bisa membantu mengambil keputusan.

4. Mulai dari nominal kecil

Banyak pemula merasa butuh modal besar untuk bisa investasi saham, padahal sebenarnya tidak. 

Di BEI, Anda bisa beli saham mulai dari 1 lot alias 100 lembar. Kalau satu lembar harganya Rp1.000, berarti satu lot hanya Rp100 ribu. Jadi, Anda bisa mulai investasi tanpa kudu menunggu punya biaya besar.

5. Pilih saham blue chip dulu

Buat pemula, saham blue chip biasanya jadi pilihan paling aman. Saham-saham seperti BBCA, TLKM, BBRI, alias UNVR berasal dari perusahaan besar, stabil, dan ada keahlian finansial nan solid. 

Kamu bisa belajar memahami dinamika pasar dengan akibat nan lebih terkendali. Setelah merasa lebih percaya diri, barulah Anda bisa mencoba saham-saham lain nan lebih naik turun tapi berpotensi memberi untung lebih besar.

Penutup

Nah, itulah contoh saham biasa dan saham preferen beserta perbedaannya sebagai langkah awal nan krusial buat siapa pun nan baru terjun ke bumi investasi. 

Meskipun sama-sama jadi bukti kepemilikan perusahaan, keduanya punya karakter berbeda, baik dari segi kewenangan suara, dividen, maupun tingkat akibat nan perlu dipertimbangkan.

Pilihan jenis saham terbaik kembali lagi pada tujuan finansial masing-masing. Apakah Anda lebih tertarik mengejar pertumbuhan modal lewat saham biasa, alias stabilitas dividen dari saham preferen, nan jelas kunci utamanya ada pada pemahaman, kesabaran, dan konsistensi.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Mkepalang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->