5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham Untuk Investasi Dan Contohnya

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham untuk Investasi dan Contohnya – Banyak penanammodal pemula antusias membeli saham ketika memandang harganya naik turun setiap hari.

Padahal, tidak semua menyadari apakah nilai tersebut sudah wajar alias justru terlampau tinggi. Akibatnya, keputusan investasi bisa berujung pada kerugian, lho. 📈📉

Nah, untuk menghindari perihal tersebut, Anda perlu memahami langkah menghitung nilai wajar saham nan bisa dilakukan dalam beberapa metode. Seperti apa? Yuk, Mamikos bakal memtelaah tentang nilai wajar saham hingga contoh perhitungannya lengkap. 📊

Apa itu Harga Wajar Saham?

Canva/@chrisboy2004

Harga wajar saham adalah ukuran nilai sebenarnya dari sebuah saham berasas kondisi esensial perusahaan. Nilai tersebut mencerminkan seberapa sehat keahlian finansial perusahaan, prospek pertumbuhan ke depan, akibat nan mungkin dihadapi, dan potensi arus kas nan bisa dihasilkan.

Berbeda dengan nilai pasar nan bisa naik turun lantaran sentimen penanammodal alias buletin sementara, nilai wajar memberikan gambaran realistis mengenai nilai saham itu sendiri.

Sehingga, memahami dan mengetahui langkah menghitung nilai wajar saham bakal membantu penanammodal menilai apakah suatu saham sedang dihargai terlampau tinggi, terlampau rendah, alias sudah seimbang dengan nilai sesungguhnya.

Dengan info itulah nantinya keputusan membeli alias menjual saham bisa dibuat secara lebih bijak dan terukur.

Secara sederhana, berikut adalah beberapa argumen nilai wajar krusial untuk dipahami, antara lain:

  • Memberikan petunjuk kapan saham layak dibeli lantaran harganya lebih rendah daripada nilai sebenarnya.
  • Membantu menghindari membeli saham dengan nilai nan terlampau tinggi.
  • Menjadi referensi dalam menilai jenis investasi tersebut secara rasional, sehingga tidak hanya berjuntai pada spekulasi pasar.

Cara Menghitung Harga Wajar Saham

Selanjutnya, nilai wajar saham dapat dihitung berasas beragam metode kajian esensial nan menilai kondisi finansial perusahaan, prospek pertumbuhan, dan potensi arus kasnya.

Nantinya, penanammodal dapat menilai apakah saham sedang dihargai murah, terlampau mahal, alias sudah sesuai nilainya, sehingga keputusan beli alias jual bisa dilakukan secara lebih tepat.

Nah, berikut adalah beberapa metode terkenal nan biasa digunbakal untuk menghitung nilai wajar saham, beserta contoh perhitungannya:

1. Metode Earning per Share (EPS)

Metode Earning per Share (EPS) digunbakal untuk menilai nilai wajar saham berasas untung bersih perusahaan per lembar saham.

Konsepnya juga sederhana, ialah semakin tinggi untung per saham, semakin besar keahlian perusahaan menghasilkan untung bagi pemegang saham.

Rumus EPS dasar:

EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar

Setelah EPS diketahui, nilai wajar saham dapat dihitung dengan menggunbakal PER (Price to Earnings Ratio) nan sesuai dengan industri alias kondisi perusahaan:

Harga Wajar = EPS x PER

Contoh Perhitungan

Misalkan sebuah perusahaan mempunyai info sebagai berikut:

  • Laba bersih: Rp 10 miliar
  • Jumlah saham beredar: 5 juta lembar
  • PER rata-rata industri: 15

Langkah 1 – Hitung EPS:

EPS = 10.000.000.000 / 5.000.000

EPS = Rp 2.000 per saham

Langkah 2 – Hitung Harga Wajar:

Harga Wajar = EPS x PER

Harga Wajar = 2.000 x 15

Harga Wajar = Rp 30.000 per saham

Berdasarkan kalkulasi ini, nilai wajar saham perusahaan diperkirbakal Rp 30.000 per lembar. Jika nilai pasar saat ini lebih rendah, saham dianggap undervalued dan jika lebih tinggi, mungkin overvalued.

2. Metode Price Earnings to Growth Ratio (PEG)

Price Earnings to Growth Ratio, alias nan biasa disingkat PEG, adalah pendekatan untuk menilai nilai saham dengan membandingkan nilai saham terhadap pertumbuhan untung perusahaan.

Secara sederhana, PEG membandingkan Price to Earning Ratio (PER) dengan pertumbuhan Earning per Share (EPS) nan disetahunkan.

Metode ini membantu penanammodal memandang apakah nilai saham saat ini sudah sebanding dengan pertumbuhan untung perusahaan di masa depan.

Semakin rendah nilai PEG, semakin baik, lantaran artinya nilai saham saat ini relatif lebih murah dibandingkan pertumbuhan untung nan diperkirakan.

Rumus PEG:

PEG = PER / Pertumbuhan Laba Tahunan (%)

Contoh Perhitungan

Misalkan sebuah perusahaan memiliki:

  • PER saat ini: 15
  • Pertumbuhan untung tahunan: 20%

Langkah perhitungan:

PEG = PER / Pertumbuhan Laba

PEG = 15 / 20

PEG = 0,75

Hasil PEG 0,75 menunjukkan nilai saham saat ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan untung perusahaan, sehingga menjadi pertimbangan bagi penanammodal untuk membeli saham.

3. Metode Price to Book Value (PBV)

Selanjutnya ada metode Price to Book Value alias PBV, nan merupbakal langkah menilai nilai saham dengan membandingkan nilai saham saat ini dengan nilai kitab perusahaan per lembar saham. Nilai kitab sendiri dihitung dari total aset perusahaan dikurangi total kewajiban.

Metode ini sering digunbakal oleh penanammodal nan konsentrasi pada nilai intrinsik perusahaan. PBV bakal membantu memandang apakah nilai saham saat ini sudah mencerminkan nilai aset nan dimiliki perusahaan.

Selain itu, saham perusahaan nan sedang dalam tahap pemulihan alias belum menghasilkan untung tetap bisa dikajian menggunbakal PBV, lho.

Rumus PBV:

PBV = Harga Saham / Nilai Buku per Saham

Contoh Perhitungan

Misalkan sebuah perusahaan memiliki:

  • Harga saham saat ini: Rp 5.000
  • Nilai kitab per saham: Rp 4.000

Langkah perhitungan:

PBV = 5.000 / 4.000

PBV = 1,25

Hasil PBV 1,25 menunjukkan nilai saham saat ini sedikit lebih tinggi dibandingkan nilai aset perusahaan per saham, sehingga penanammodal bisa mempertimbangkan apakah saham tersebut layak dibeli alias menunggu nilai lebih sesuai dengan nilai buku.

4. Metode Dividend Yield (DY)

Dividend Yield alias DY digunbakal untuk menghitung persentase dividen nan diterima penanammodal dari nilai saham. Metode nan satu ini membantu penanammodal menilai seberapa besar untung dari dividen dibandingkan dengan nilai saham saat ini.

Rumus Dividend Yield:

DY (%) = Dividen per Saham / Harga Saham x 100%

Contoh Perhitungan

Misalkan sebuah perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 200 per lembar saham, dan nilai saham saat ini adalah Rp 4.000 per lembar.

DY = 200 / 4.000 x 100%

DY = 5%

Artinya, penanammodal bakal menerima dividen sebesar 5% dari nilai saham setiap tahunnya. Semakin tinggi Dividend Yield, semakin besar untung nan diperoleh dari dividen, sehingga metode ini cocok untuk penanammodal nan konsentrasi pada pendapatan pasif dari dividen.

5. Metode Price to Earning Ratio (PER)

Metode Price to Earning Ratio (PER) adalah langkah menilai nilai wajar saham dengan membandingkan nilai saham per lembar dengan untung bersih perusahaan per saham (EPS). EPS sendiri dihitung dari untung bersih perusahaan dibagi jumlah saham nan beredar.

Rumus PER:

PER = Harga Saham / EPS

PER menunjukkan berapa banyak penanammodal bayar untuk setiap unit untung nan dihasilkan perusahaan. Semakin tinggi PER, artinya penanammodal bayar lebih untuk setiap rupiah laba, sedangkan PER nan lebih rendah menunjukkan nilai saham relatif lebih terjangkau dibanding untung nan dihasilkan.

Untuk menilai apakah nilai saham wajar, PER sebuah perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan PER rata-rata perusahaan lain di industri nan sama.

Contoh Perhitungan

Misalkan sebuah perusahaan memiliki:

  • Harga saham: Rp 12.000
  • Laba bersih: Rp 6 miliar
  • Jumlah saham beredar: 2 juta lembar

Langkah 1 – Hitung EPS:

EPS = 6.000.000.000 / 2.000.000

EPS = Rp 3.000 per saham

Langkah 2 – Hitung PER:

PER = 12.000 / 3.000

PER = 4

Jika rata-rata PER perusahaan lain di industri sama adalah 6, maka nilai saham perusahaan ini lebih rendah dibanding rata-rata industri, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai nilai nan lebih terjangkau dibanding untung nan dihasilkan.

Cara Menghitung Harga Saham Per Lembar

Setelah memahami beragam metode untuk menghitung nilai wajar saham, sebagai investor, Anda juga perlu mengetahui nilai saham per lembar.

Harga saham per lembar adalah nilai nominal saham nan biasanya dicatat di pasar, ialah nilai satu unit saham nan diperdagangkan.

Mengetahui nilai per lembar bakal membantumu sebagai penanammodal untuk memahami berapa biaya untuk membeli satu saham dan mempermudah kalkulasi jumlah saham nan bisa dibeli sesuai modal.

Rumus sederhana:

Harga Saham per Lembar = Modal / Jumlah Saham nan Diterbitkan

Contoh Perhitungan

Misalkan sebuah perusahaan memiliki:

  • Modal ditempatkan: Rp 10.000.000.000
  • Jumlah saham nan diterbitkan: 2.000.000 lembar

Langkah perhitungan:

Harga Saham per Lembar = 10.000.000.000 / 2.000.000

Harga Saham per Lembar = Rp 5.000

Artinya, setiap lembar saham perusahaan berbobot Rp 5.000. Jika penanammodal mau membeli 100 lembar saham, maka total biayanya adalah Rp 500.000.

Studi Kasus Contoh Perhitungan Harga Wajar Saham

Agar gambaran kalkulasi nilai wajar saham lebih mudah dimengerti, Mamikos bakal memberikan contoh berasas studi kasus.

Disclaimer terlebih dulu bahwa nilai saham pada contoh kalkulasi ini Mamikos ambil dari website Stockbit per Rabu, 17 September 2025. Sedangkan EPS dan PER didapat dari info terbaru Q2 masing-masing bursa nan berasal dari IPOTNEWS indopremier.com.

Contoh Perhitungan Harga Wajar Saham BBCA

Mari kita ambil contoh saham Bank Central Asia (BBCA) dengan info terbaru kuartal II 2025:

  • EPS (Earnings Per Share): Rp237,84
  • PER (Price to Earnings Ratio): 35,21x
  • Laba bersih semester 1 2025: Rp29,02 triliun
  • BVPS (Book Value per Share): Rp2.145,17
  • Harga saham per 17 September 2025: Rp7.850

Menggunbakal Metode PER

Rumus dasar:

Harga Wajar= EPS×PER Industri

Jika menggunbakal rata-rata PER industri perbankan (12x – 18x), maka:

  • PER 12x → Rp237,84 × 12 = Rp2.854
  • PER 15x → Rp237,84 × 15 = Rp3.568
  • PER 18x → Rp237,84 × 18 = Rp4.281

Hasilnya: nilai wajar BBCA dengan dugaan PER industri berada di kisaran Rp2.854 – Rp4.281.

Menggunbakal Metode PBV (Price to Book Value)

Rumus dasar

Harga Wajar = PBV Industri × BVPS  

Misalnya, rata-rata PBV sektor perbankan ada di kisaran 2x – 3x. Maka:

  • PBV 2x → Rp2.145,17 × 2 = Rp4.290
  • PBV 3x → Rp2.145,17 × 3 = Rp6.435

Hasilnya: nilai wajar BBCA dengan dugaan PBV sektor ada di rentang Rp4.290 – Rp6.435.

Kesimpulan

Jika dilihat dari dua pendekatan:

  • PER → Rp2.854 – Rp4.281
  • PBV → Rp4.290 – Rp6.435

Sedangkan nilai pasar BBCA per 17 September 2025 ada di Rp7.850. Itu berarti nilai BBCA saat ini lebih tinggi dibanding perkiraan nilai wajarnya, sehingga bisa disebut diperdagangkan pada valuasi premium.

Artinya, potensi untung jnomor panjang menjadi lebih kecil, sementara risikonya justru lebih besar. Malah jika nilai saham suatu saat turun mendekati nilai wajarnya (misalnya ke Rp4.000–Rp6.000), justru penanammodal bisa mengalami kerugian.

Contoh Perhitungan Harga Wajar Saham BBRI

Selain BBCA, mari kita coba menghitung nilai wajar saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan info terbaru kuartal II 2025. Berikut datanya:

  • EPS (Earnings Per Share): Rp175,18
  • PER (Price to Earnings Ratio) BBRI saat ini: 21,18x
  • Harga saham per 17 September 2025: Rp4.140

Menggunbakal Metode PER

Rumus perhitungan:

Harga Wajar = EPS×PER Industri

Dengan dugaan rata-rata PER sektor perbankan 12x – 18x:

  • PER 12x → Rp175,18 × 12 = Rp2.102
  • PER 15x → Rp175,18 × 15 = Rp2.627
  • PER 18x → Rp175,18 × 18 = Rp3.153

Harga wajar BBRI dengan pendekatan PER ada di kisaran Rp2.102 – Rp3.153 per lembar.

Selanjutnya kita bandingkan dengan nilai saham BBRI per 17 September 2025 nan berada di Rp4.140, maka lebih tinggi dari perkiraan nilai wajarnya.

Kesimpulan

Berdasarkan kalkulasi sederhana ini, saham BBRI diperdagangkan di atas nilai wajar. Artinya, jika penanammodal membeli di nilai sekarang, risikonya adalah nilai bisa saja turun mendekati kisaran nilai wajarnya (sekitar Rp2.100 – Rp3.100). Potensi untung menjadi lebih terbatas, sementara potensi rugi justru lebih besar.

Margin of Safety sebagai Keamanan dalam Investasi

Selain belajar langkah menghitung nilai wajar saham, ada satu perihal krusial nan tidak boleh dilewatkan oleh investor, ialah Margin of Safety (MoS).

Dalam kajian saham, hasil kalkulasi nilai wajar biasanya tetap berupa estimasi. Tidak ada agunan bahwa nilai pasar bakal selampau bergerak sesuai nomor nan kita hitung. Untuk itulah banyak penanammodal menggunbakal prinsip Margin of Safety (MoS) sebagai corak pengaman.

Margin of Safety berarti membeli saham dengan nilai nan lebih rendah dari nilai wajarnya. Tujuannya agar penanammodal tetap mempunyai ruang kondusif jika kalkulasi meleset alias jika kondisi pasar berubah.

Contoh sederhana

  • Jika hasil kajian menunjukkan nilai wajar suatu saham ada di kisaran Rp5.000,
  • Investor sebaiknya membeli saham tersebut di bawah nilai tersebut, misalnya Rp4.000.

Melalui strategi ini penanammodal bisa mengurangi alias menekan akibat kerugian ketika pasar bergolak alias terjadi koreksi, sekaligus menjaga pesenggang untung jnomor panjang.

Penutup

Semoga pempembahasan Mamikos mengenai pengertian, langkah menghitung nilai saham wajar dan contoh nyatanya tadi sudah cukup jelas, ya. 😉

Selanjutnya, jika Anda mau belajar lebih banyak tentang investasi seperti reksadana, emas, alias finansial lainnya, jangan lupa mampir ke blog Mamikos.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Mkepalang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->