3 Cerita Dongeng Anak Islami Tentang Akhlak Kejujuran Hingga Sholat Penuh Pesan Moral

Sedang Trending 4 jam yang lalu

3 Cerita Dongeng Anak Islami tentang Akhlak Kejujuran hingga Sholat Penuh Pesan Moral – Hingga saat ini ada banyak langkah nan bisa Anda lakukan untuk mengenalkan pesan-pesan kejujuran dan pentingnya menjaga adab bagi anak-anak.

Salah satunya adalah dengan mengajarkan nilai-nilai moral mulai dari pentingnya menjaga akhlak, kejujuran hingga pentingnya menjaga sholat melalui dongeng anak islami.

Nah, di tulisan berikut ini Mamikos bakal memberikan info komplit tentang contoh dongeng anak islami nan penuh dengan pesan moral. Jadi, pastikan membacanya sampai selesai, ya!  ☪️🧒

3 Cerita Dongeng Anak Islami

unsplash.com/@silverkblack

Dongeng anak islami hingga saat ini tetap sering menjadi jagoan dalam upaya mengajarkan nilai moral dan kebaikan kepada anak.

Hal ini dikarenbakal kebanybakal anak bakal merasa nykondusif saat dibacbakal dongeng orang tua maupun pembimbing di kelasnya.

Maka, tidaklah mengherankan andaikan dongeng anak islami termasuk aliran cerita nan dapat ditemui dalam beragam corak mulai dari kitab hingga tulisan nan ada di intenet.

Dongeng anak islami ini krusial dibaca alias didongengkan untuk anak lantaran mempunyai banyak kegunaan krusial bagi pertumbuhan anak.

Adapun beberapa faedah dari dongeng anak islami ini antara lain adalah dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan sifat jujur, bertanggungjawab, dan beradab pada anak sejak usia dini.

Nah, berikut ini adalah beberapa contoh dongeng anak islami nan bisa Anda jadikan referensi andaikan mau membuatnya sendiri di lain waktu nanti

Baca Juga :

Kumpulan Cerita Mitos di Indonesia nan Terkenal dan Menarik untuk Diketahui

1. Kejujuran Abdul Qadir Jilani

Abdul Qadir Jilani merupbakal sosok krusial dalam penyebaran islam. Beliau lahir di Persia sekitar abad 11 M.

Selain mempunyai pengetahuan nan luas, beliau juga dikenal sebagai sosok nan jujur. Ada kisah menarik nan bisa diteladani dari beliau.

Sedari mini Abdul Qadir Jilani sangat senang belajar. Semua kitab dibacanya hingga tuntas. Setiap hari beliau selampau menghabiskan waktunya untuk belajar dan beribadah.

Suatu hari beliau mau belajar ke Baghdad untuk mendapatkan pengetahuan nan lebih luas. Keinginan ini beliau sampaikan kepada sang ibu.

Mendengar kemauan anaknya nan mau belajar ke Baghdad untuk menuntut pengetahuan tentu membikin sang ibu merasa bahagia.

Kala itu Baghdad merupbakal pusat pengetahuan pengetahuan. Banyak orang-orang dari beragam bagian bumi nan datang ke Baghdad untuk menuntut ilmu.

“Baiklah, Nak. Kalau Anda mau pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu. Ibu bakal dengan senang hati memberimu restu. Namun, ibu mempunyai satu syarat nan tidak boleh engkau langgar.

“Apa itu ibu?” tanya Abdul Qadir Jilani pernuh rasa mau tahu.

“Apapun nan terjadi padamu, jangan sekalipun Anda berdusta. Sebab, perkataan nan jujur bakal selampau mendatangkan kebaikan untukmu,” kata sang ibu.

“Baik, Bu. Saya bakal selampau melaksanbakal perintah ibu,” ujar Abdul Qadir Jilani.

Beberapa hari kemudian, tibalah saat bagi Abdul Qadir Jilani untuk berangkat ke Baghdad. Sebelum Abdul Qadir Jilani berangkat, sang ibu memberikan sebuah mantek khusus. Di dalam mantel itu terdapat 40 dirham duit emas nan dijahit rapi.

“Nak, di dalam mantel ini terdapat 40 dirham emas untuk bekal perjalanan dan pendidikan,” ucap sang ibu sembari menyerahkan mantel kepada anaknya.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada sang ibu, Abdul Qadir Jilani pun bergegas berangkat menuju ke Baghdad.

Baca Juga :

Contoh Cerpen beserta Abstrak, Orientasi, Komplikasi, Evaluasi, Resolusi, dan Koda

Sebenarnya waktu itu Abdul Qadir Jilani belum tahu secara pasti letak kota Baghdad nan hendak dia tuju, tetapi beruntung baginya lantaran ada seorang kafilah nan berkenan memberinya tumpangan.

Saat nyaris sampai di kota Baghdad, perjalanan Abdul Qadir Jilani dihadang oleh beberapa orang nan bertampang galak dan mengerikan.

Ternyata sosok itu adalah perampok nan sering menjarah kekayaan para musafir nan hendak menuju ke Baghdad.

Karena kalah jumlah dan tidak mempunyai senjata, kafilah nan membersamai Abdul Qadir Jilani hanya bisa pasrah dengan nasib nan bakal diterimanya.

Perampok itu lampau menanyai orang-orang nan satu rombongan dengan Abdul Qadir Jilani. Tujuannya adalah mau mengetahui apa nan dibawa para pengelana.

Semua nan ditanyai perampok mengatbakal jawaban nan sama. Semua nan ditanyai mengatbakal bahwa tidak membawa harta.

Namun saat perampok itu bertanya kepada Abdul Qadir Jilani nan memberikan jawaban berbeda dan membikin perampok ternganga.

“Apakah Anda mempunyai peralatan berharga?” tanya ketua perampok memastikan.

“Tentu, saya mempunyai peralatan nan berharga,” jawab Abdul Qadir Jilani tanpa sedikitpun rasa takut.

Ketua perampok lantas meminta anak buahnya mencari peralatan berbobot milik Abdul Qadir Jilani. Tetapi, sayangnya sang anak buah tidak sukses menemukannya.

“Di manakah Anda sembunyikan peralatan berhargamu? Atau jangan-jangan Anda sedang berdusta?” tanya pemimpin perampok.

“Tidak. Aku tidak berdusta. Aku memang membawa peralatan berharga. Carilah dengan teliti niscaya Anda bakal menemukannya!”

Pimpinan perampok itu lampau membantu anak buahnya mencari peralatan berbobot nan dimaksud oleh Abdul Qadir Jilani.

Akhirnya peralatan berbobot milik Abdul Qadir Jilani sukses ditemukan. Bentuknya berupa koin emas nan dijahit sedemikian rupa.

“Lantas untuk apakah ini?”

“Sebenarnya saya mau menuntut pengetahuan di Baghdad. Ikitab memberikan duit ini sebagai bekalku untuk menuntut ilmu!”

Jawaban dari Abdul Qadir Jailani ini memberikan akibat nan ajaib. Sang perampok menjadi sadar bahwa nan dilakukannya selama ini adalah salah.

Ia lampau meminta maaf dan bertobat. Ia berjanji tidak bakal mengulangi perbuatan buruknya lagi. Para perampok ini sekarang menjadi golongan nan menjadi penjaga keamanan bagi mereka nan hendak menuju Baghdad.

Baca Juga :

12 Contoh Cerita Imajinasi Singkat Bahasa Indonesia dan Cara Membuatnya

2. Ali dan Penjual Mainan Misterius

Siang saat hendak bakal main ke rumah Aldo, di tengah perjalanan Ali mendengar bunyi adzan dari Masjid Nurul Iman.

Ali selampau ingat pesan dari ibunya bahwa sholat itu adalah suatu tanggungjawab nan kudu disegerbakal dan tidak boleh sampai ditinggalkan.

Saat itu Ali juga ingat pesan ibunya tentang pentingnya shperangkat berjamaah. Teringat bakal pesan ibunya ini membikin Ali mau segera menemukan masjid nan barusan mengumandang adzan.

Tidak butuh lama bagi Ali untuk menemukannya. Tetapi, saat hendak menuju masjid dia memandang sosok penjual mainan nan misterius.

Sosoknya tinggi besar dan memakai masker. Mainan nan dijualnya bermacam-macam. Selain bagus, mainan nan dijual pedagang itu juga jauh lebih murah.

Ali tertarik mau membeli mainan itu. Apalagi hari ini dia membawa duit nan cukup banyak dari hasil dia mengumpulkan duit sakunya sendiri.

Sesaat perhatian Ali teralihkan pada mainan nan dijual oleh laki-laki bermasker itu. Ali semakin lupa dengan tujuannya nan hendak sholat ke masjid ketika laki-laki itu mau memberikan bingkisan unik kepada Ali.

“Kamu adalah pembeliku nan ke-25 hari ini. Kalau Anda mau ikut denganku. Aku bakal memberimu bingkisan ekstra. Bagaimana? Apakah Anda mau?” tanya laki-laki itu.

Hampir saja Ali menyetujui permintaan laki-laki itu. Namun, saat bakal pergi berbareng laki-laki itu terdengarlah bunyi iqomat dari masjid Nurul Iman.

Ali segera terkenang dengan tujuannya semula. Apalagi berbarengan dengan itu orang-orang mulai bergegas menuju masjid Nurul Iman.

“Wah, maaf Pak. Saya mau sholat dulu, takut terlambat. Saya tidak jadi mengambil hadiahnya,” ujar Ali.

Lelaki itu mencoba meyakinkan dan mengatbakal bahwa Ali bisa sholat di rumahnya. Tetapi, kemauan Ali sudah bulat.

Setelah bayar mainan nan diinginkan, Ali langsung bergegas ke masjid. Beberapa saat kemudian Ali sudah selesai shperangkat dhuhur berjamaah di masjid.

Saat keluar dari masjid ada pemandangan nan membikin Ali terkejut. Ia memandang laki-laki penjual mainan itu diamankan polisi.

Baca Juga :

Contoh Cerpen Kehidupan Sehari-hari di Rumah Seorang Pelajar nan Menarik

Berdasarkan keterangan orang-orang nan menyaksikan penangkapan itu mengatbakal jika laki-laki penjual mainan itu ditangkap lantaran terlibat penculikan anak.

Seketika Ali lemas dan mengucap rasa syukur nan tidak terkira kepada Allah Swt. Ia tidak bisa membayangkan gimana nasibnya andaikan mengikuti permintaan laki-laki itu tadi.

Ali merasa sangat berterima kasih bahwa Allah Swt telah melindunginya berkah keteguhan Ali menjalankan pesan dari ibunya.

3. Umar Anak nan Jujur

Suatu hari di bulan puasa Umar baru saja pulang mengaji. Di tengah jalan, dia melewati kebun kurma milik pak Sulam.

Ketika itu Umar mendapati sebuah dompet terjatuh di tengah jalan. Ia lampau memungut dompet itu dan membukanya.

Di dalam dompet itu selain terdapat duit cukup banyak juga terdapat sebuah identitas nan menunjukkan bahwa dompet itu milik pak Sulam.

Umar nan saat itu belum punya baju lebaran sebenarnya mau mengambil duit itu. Namun, Umar terkenang pesan ibunya bahwa dompet nan dia temukan bukan haknya dan kudu dikembalikan kepada pemiliknya.

Saat melangkah menuju ke kedikondusif pak Sulam. Umar memandang sebuah plastik tergeletak di pinggir jalan. Ia berprasangka dengan isi dari plastik itu.

Ketika dibuka, rupanya plastik itu berisi buah kurma. Di sekitar tempat itu, hanya terdapat kebun kurma pak Sulam saja.

Jadinya, Umar berpikir bahwa kurma di dalam plastik itu milik pak Sulam. Umar lantas membawa kurma dan dompet itu ke rumah pak Sulam.

Sementara itu, pak Sulam merasa sangat bingung lantaran dompet dan buah kurmanya jatuh. Ia sudah mencarinya kemana-mana, tetapi tidak sukses menemukannya.

Di tengah rasa bingungnya ini tiba-tiba pintu rumahnya diketuk dan sesaat kemudian terdengar bunyi salam dari anak kecil.

“Assalamualaikum!” ucap Umar dari luar.

“Waalaikumsalam,” jawab pak Sulam sembari bergegas membukbakal pintu. “Kamu, siapa ya dik? Dan tujuanmu ke sini untuk apa jika boleh tahu?”

“Perkenalkan, nama saya Umar, pak. Saya dari kampung sebelah. Tadi, saya menemukan dompet bapak dan menemukan plastik ini. Saya kira kurma di plastik ini adalah milik bapak.”

Kata-kata dari Sulam ini tentu membikin pak Sulam senang bukan main. Sebab, peralatan nan dicarinya sudah ditemukan dalam keadaan utuh.

Sebagai ucapan rasa terima kasih, pak Sulam memberikan sejumlah bingkisan kepada Umar nan telah berlsaya jujur.

Umar sebenarnya tidak mengharapkan bingkisan dari pak Sulam, tetapi lantaran tidak mau membikin pak Sulam kecewa. Hadiah dari pak Sulam itu pun akhirnya diterima.

Penutup

Demikian contoh dongeng anak islami nan penuh moral nan dapat Mamikos rekomendasikan untuk Anda jadikan referensi.

Jika Anda mau mencari info lain tentang Referensi Membuat Cerita Fabel Pendek alias tentang, Referensi Judul Dongeng Mitos nan Terkenal di Indonesia, pastikan hanya  mencarinya di blog Mamikos, ya! 📖🧒


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->