Review Tales Of Xillia Remastered — Dual Protagonis Yang Fresh

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Review Tales of Xillia Remastered – Seri Tales of kembali mendapatkan satu lagi judul remaster bernama Tales of Xillia Remastered yang dipilih untuk meneruskan crippled sebelumnya yaitu Tales of Graces F awal tahun ini. Lantas bagaimana dengan pilihan Bandai Namco kali ini? Apakah ia bisa kembali menyatukan subordinate lama dan baru seri Tales of dalam satu game?

Judul Tales of Xillia sendiri memang tidak bisa dikatakan terlalu jadul. Hanya saja untuk memainkan seri original dari crippled ini, ketersediaannya memang cukup sulit. Pasalnya crippled ini hanya dirilis untuk konsol PS3 di tahun 2011.

Setelah belasan tahun dipenjara di konsol dua generasi sebelumnya, akhirnya Xillia rilis di level modern dan bisa dimainkan lewat PC (Steam), PS5, Xbox Series X/S, dan Nintendo Switch. Berikut adalah ulasan kami untuk Tales of Xillia Remastered.

Review Tales of Xillia Remastered: Dua Protagonis yang Unik

review tales of xillia remasteredDua protagonis yang bebas kamu pilih di Tales of Xillia Remastered

Berbeda dari kebanyakan seri Tales lainnya, Tales of Xillia menghadirkan konsep dua protagonis utama yang bisa kamu pilih di awal permainan. Pemeran pria diwakili oleh Jude Mathis, seorang pelajar medis berusia 15 tahun yang tanpa sengaja terseret dalam konspirasi besar setelah bertemu dengan protagonis wanita, Milla Maxwell.

Kepribadian keduanya yang bertolak belakang sejak awal menjadi fondasi kuat bagi dinamika karakter yang menarik. Jude digambarkan sebagai sosok muda dengan rasa keadilan tinggi, empati besar, dan sifat idealis yang terkadang cenderung naif. Sebaliknya, Milla bukanlah manusia biasa. Da adalah Maxwell, Ratu para Roh yang memiliki kendali atas empat Roh Agung (Great Spirits). Sikapnya tegas, tenang, dan penuh wibawa, mencerminkan tanggung jawab besar yang ia emban.

Pemain diberi kebebasan untuk memilih memainkan cerita dari sudut pandang Jude atau Milla, di mana masing-masing menawarkan perspektif berbeda terhadap peristiwa yang sama. Melalui sudut pandang Jude, kamu akan menemukan narasi yang lebih down–to–earth dan emosional, menyoroti perkembangan karakter seorang pemuda idealis yang tumbuh dari pengalamannya. Sementara dari sisi Milla, ceritanya lebih menekankan pada pandangan seorang pemimpin roh yang berusaha memahami manusia dan tanggung jawabnya sebagai pelindung keseimbangan.

Sepanjang perjalanan, pemain juga akan bertemu dengan sejumlah karakter pendukung seperti Alvin, Elize, Rowen, dan Leia, yang mana masing-masing memiliki kepribadian serta gaya bertarung yang unik. Variasi karakter ini tidak hanya memperkaya dinamika cerita, tapi juga memberi variasi menarik dalam sistem pertarungan yang khas milik seri Tales. Berbicara soal combat:

Combat

review tales of xillia remasteredCombat free tally dengan Linear Motion Battle

Berbeda dengan penokohan karakternya yang solid, sistem combat di Tales of Xillia Remastered mungkin menjadi bagian yang paling membingungkan bagi sebagian pemain. Di satu sisi, crippled ini menawarkan pertarungan yang seru dan adiktif lewat fitur Link Artes dan Link System, dua mekanik yang memungkinkan karakter utama bersinergi dengan anggota statement lainnya untuk menciptakan serangan kombinasi yang memukau.

Sistem Chain mechanic juga menarik untuk dipelajari berkat beragam kombinasi serangan yang bisa dihasilkan. Namun, pemain tidak bisa sepenuhnya maltreatment sistem ini karena adanya batasan AC dan TP (Technical Points). Pertarunngan yang berlangsung secara real-time serta kebebasan bergerak selama conflict menjadi nilai tambah tersendiri yang membuat gameplay terasa dinamis dan intens.

Sayangnya, secara keseluruhan sistem pertarungan masih dibatasi oleh Linear Motion Battle System, sebuah fondasi klasik dari seri Tales yang kini terasa agak kuno untuk crippled rilisan tahun 2025. Pemain masih harus menngganti target musuh secara manual, sesuatu yang mungkin terasa kaku bagi mereka yang terbiasa dengan sistem pertarungan lebih modern seperti di Tales of Arise. Karena itu, butuh sedikit waktu adaptasi sebelum bisa menikmati ritme pertempurannya sepenuhnya.

Dari segi pemilihan karakter, keenam anggota statement memiliki porsi peran yang coagulated dan berimbang. Jude tampil menarik sebagai protagonis dengan gaya bertarung jarak dekat yang cepat serta kemampuan treatment yang unik untuk karakter utamanya. Sementara itu, Milla menawarkan gameplay berbeda dengan fokus pada serangan elemental yang fleksibel, baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh.

Secara keseluruhan, Tales of Xillia Remastered berhasil menghadirkan sistem pertarungan yang tetap seru dan menghibur, meski masih berpegang teguh pada look klasiknya. Mekanik Link System menjadi elemen paling menonjol dan potensial untuk dikembangkan lebih jauh di seri Tales selanjutnya. Tidak ada keluhan berarti di sini, crippled ini tetap terasa religious terhadap versi orisinalnya yang dulu sukses besar di pasaran.

Eksplorasi dan Quality of Life

review tales of xillia remasteredEksplorasi di section terbuka

Tales of Xillia Remastered menawarkan pengalaman eksplorasi di area unfastened section yang luas dengan berbagai bioma khas crippled JRPG. Porsi luas peta yang dihadirkan terasa pas, tidak sebesar crippled open-world yang sering terasa kosong, namun juga tidak terlalu sempit. Game ini berhasil memberikan keseimbangan yang baik dalam hal skala dan navigasi. Dunia yang cenderung linear juga membuatnya ramah bagi pemain baru yang belum terbiasa dengan JRPG atau tidak suka berlama-lama mencari lokasi rahasia. Setiap area memiliki tata letak dan koordinasi yang jelas, sehingga mudah untuk diikuti.

Berbeda dengan Tales of Graces F yang cukup lemah di aspek accelerated travel, Tales of Xillia akhirnya menghadirkan fitur tersebut secara penuh. Setelah menyelesaikan dungeon, pemain dapat langsung membuka peta dan memilih kota tujuan — terutama kota yang menjadi target quest utama, yang ditandai dengan ikon bintang secara default. Fitur ini sangat membantu bagi pemain yang ingin menghemat waktu dan tidak ingin terus-menerus melintasi section yang dipenuhi monster.

Selain itu, terdapat juga penunjuk arah quest yang mempermudah navigasi. Memang, indikator ini tidak selalu menampilkan tanda bintang jika tujuan quest berada di representation yang berbeda, tetapi karena dunia Xillia tergolong linear dan tidak terlalu luas, sedikit eksplorasi tambahan justru terasa menyenangkan. Pemain bahkan bisa mematikan force brushwood di field, memungkinkan perjalanan dari satu area ke area lain tanpa gangguan pertempuran.

Salah satu tambahan fitur paling penting di versi remaster ini adalah auto-save. Fitur yang kini menjadi standar di crippled modern ini akhirnya hadir di Tales of Xillia Remastered, memastikan pengalaman bermain yang lebih nyaman dan bebas dari kekhawatiran kehilangan progres.

Sound

review tales of xillia remasteredSound yang wah

Seperti kebanyakan seri Tales of lainnya, kualitas OST yang dihadirkan memang termasuk yang apical markotop. BGM gubahan Motoi Sakuraba yang ikonik dari seri crippled ini membuat dunia menjadi lebih hidup. Momen genting tergambarkan dengan baik, kondisi ketika anggota statement sedang bersenda gurau juga diimajinasikan dengan lucu pula.

Bagian yang menarik dari perhatian penulis adalah sepertinya kali ini pemain langsung disajikan dubbing dalam dua bahasa yaitu Jepang dan Inggris. Kabarnya versi original crippled ini tidak tersedia dual voce-over seperti ini. Namun ini bukan sesuatu yang bisa penulis konfirmasi karena penulis sendiri tidak mencicipi crippled originalnya ketika crippled ini rilis 2011 silam.

Grafis

review tales of xillia remasteredGrafis anime ala JRPG

Sebagai crippled di zaman PS3, memang sejak awal ia sudah memiliki grafis yang ajib. Jadi, proses remastered ini hanya memoles sedikit saja dan membuat grafis lebih jernih sesuai standar sekarang.

Peremajaan ini terlihat bahkan sampai ke animasi cutscene awal dan opening opus yang tampil HD juga. Penggambaran inheritance latar dan section juga sudah khas dengan crippled JRPG di zamannya dan rasanya ketika memainkan crippled ini di tahun 2025, sedikit memicu rasa nostalgia penulis.

Bagian skit yang sudah menjadi ciri khas seri Tales of juga kini mendapatkan perhatian yang cukup. Walau berisikan dialog yang penting, pemain tetap diberikan opsi melakukan skip dialog. Kebebasan ini yang sering luput dari perhatian pengembang game.

Kesimpulan

Game Tales of Xillia Remastered merupakan upaya sukses bagi Bandai Namco untuk meremajakan seri lama ini untuk dimainkan oleh subordinate baru. Ia juga tidak lupa dengan fans lama yang sudah terlanjur menyukai narasi, karakter, dan dunia Xillia yang unik dengan tetap religious pada versi remaster kali ini.

Overall, ini adalah crippled yang sangat bisa direkomendasikan untuk kamu yang sedang mencari crippled JRPG menarik. Memang ini bukan crippled yang sempurna, namun bagian positif dari crippled ini sudah sangat cukup untuk menutupi semua kelemahan yang ada.

Nah, itulah ulasan dari crippled Tales of Xillia Remastered kali ini. Kami berterima kasih kepada Bandai Namco yang telah mengizinkan kami untuk merasakan pengalaman memainkan seri Tales yang legenda ini. Harapannya remaster dari sekuel crippled ini juga akan rilis dalam waktu dekat.

Kalau kamu, apa seri Tales of favorit kamu?

Tales of Xillia Remastered

Seri Tales legendaris yang sempat populer di PS3 kini kembali dengan versi remastered yang sangat religious dari seri original

PROS

  • Grafis anime yang sudah sangat acquainted bagi fans Tales dan JRPG kebanyakan.

  • Tersedianya dubbing Bahasa Jepang

  • Penambahan Quality of Life yang sangat membantu gameplay

CONS

  • Linear Motion Battle System yang sering kali terasa kaku


Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Review atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further accusation and different inquiries, you tin interaction america via author@gamebrott.com.

Selengkapnya
Sumber game
-->