Keputusan menunda upgrade PC – Pada suatu hari, ketika sibuk berselancar di YouTube, kamu secara tidak sengaja menemukan sebuah video yang menampilkan build PC dengan komponen terbaru. Kamu pun merasa penasaran dan meng-klik video tersebut. Di dalamnya menampilkan build PC kelas midrange dengan komponen terbaru. Setelah video selesai, kamu berpikir: “Apakah sudah saatnya upgrade PC?”
Terdengar familiar? Jika iya maka sebenarnya itu juga yang sering penulis rasakan. Sebagai pengguna PC dan sekaligus gamer, rasa ingin upgrade itu selalu ada. Sering kali dalam hati terbayang kalau: “Sepertinya punya RTX 5070 Ti bisa bikin FPS naik drastis” atau pikiran sejenis lainnya.
Namun setelah beberapa tahun punya pemikiran yang sama berulang kali, sampailah penulis pada satu kesimpulan: Ternyata menunda upgrade PC itu bukan pertanda kamu ketinggalan sesuatu yang penting, justru menandakan kalau kamu bijak dalam menentukan langkah ke depan. Tidak percaya? Mari kita bahas!
Mengapa Menunda Upgrade PC Lebih Bijak Jangka Panjang?
Mengapa lebih bijak menunda upgrade PC?Mungkin kamu merasa kalau upgrade sekarang atau nanti tidak akan ada bedanya. Toh selalu ada saja hardware baru yang terus rilis. Tapi, bagaimana kalau pandangan itu dibalik. Menunda upgrade berarti kamu memberikan kesempatan untuk hardware generasi sebelumnya mengalami penurunan harga.
Ya, masalah pertama yang perlu jadi pertimbangan setidaknya bagi banyak orang adalah soal harga. Ada teori mendasar di dunia hardware yang berbunyi: harga akan selalu turun. Produsen akan terus merilis versi baru. Berarti komponen generasi sebelumnya akan mengalami penurunan harga karena sudah tergantikan dengan yang lebih baru. Stok juga tidak lagi saling rebutan karena biasanya para antusias akan memilih hardware terbaru.
Berikan waktu beberapa bulan untuk masa cooldown ketika ada hardware baru (misalnya GPU) rilis. Setelah hype selesai, reappraisal sudah keluar dimana-mana, maka baru ambil keputusan apakah masih tetap layak untuk upgrade atau tidak.
Pasalnya tidak jarang juga sebuah produk yang baru rilis mengalami cacat produksi di batch awal, atau hardware tersebut memiliki kesalahan desain yang fatal dan berpotensi rusak sendirinya. Sebagai contoh, banyak kasus kabel RTX 4000 bid yang meleleh akibat penggunaan jenis konektor daya baru. Setelah terjadi, baru NVIDIA merevisi beberapa bulan kemudian dengan jenis konektor baru yang lebih aman. Jika kamu menunda dan melihat keadaan lebih dahulu, maka potensi terhindar dari kejadian mengenaskan ini akan jauh lebih tinggi.
Sakitnya Fase Transisi
Problema fase transisiSaat PC mulai berpindah ke DDR5 atau ketika AMD melakukan transisi ke AM5, ada rasa gatal untuk segera ikutan hijrah dan menikmati performa generasi baru. Tapi, nyatanya keputusan ini berpotensi malah merugikan dalam jangka panjang.
Fase transisi adalah momen yang krusial bagi kita yang mau melakukan upgrade. Di saat ini kita harus bisa menahan diri karena biasanya teknologi di fase ini masih belum sepenuhnya matang. Ambil saja contoh DDR5 di awal rilis, ia tidak memiliki kecepatan transportation sekencang saat ini. Belum lagi harga di awal fase tersebut tergolong premium karena menggunakan teknologi terbaru yang measurement produksinya masih rendah.
Hukum pasar berjalan disini, jika jumlah produksi rendah maka berimbas langsung ke harga produksi dan harga jual. Sedangkan setelah produksi stabil dan meningkat, maka harga bisa ditekan dan dijual dengan mahar yang murah. Lihat saja kondisi motherboard AM5 ketika awal rilis dengan saat ini, perbedaan harganya bisa dikatakan sangat signifikan dengan fitur yang sama.
Salah satu masalah di fase transisi juga adalah kematangan hardware itu. Di era awal sebuah socket atau platform, biasanya performa masih belum stabil. Produsen motherboard harus gencar melakukan upgrade BIOS. Setelah melalui beberapa generasi barulah performa stabil dan bisa gaming dengan nyaman.
Tunggu Ulasan Pengguna
Tunggu ulasan dari penggunaMungkin kamu langsung eksekusi membeli sebuah hardware atau komponen ketika membaca atau melihat reappraisal dari techtuber. Ya, sebenarnya tidak ada yang salah dari itu, namun ada satu hal yang tidak bisa diuji oleh para techtuber: penggunaan dalam jangka waktu panjang.
Pengalaman menggunakan hardware tidak hanya dipastikan dari performa di atas kertas, tapi bagaimana produk itu digunakan secara konstan dalam jangka waktu tertentu. Biasanya yang bisa menjadi testimoni terpercaya justru adalah pengguna biasa yang bukan seorang reviewer.
Mereka menggunakan produk itu sehari-hari, menemukan masalah pelik yang mungkin terlewatkan oleh reviewer yang hanya mencoba produk tersebut dalam beberapa hari saja. Dengan menunda upgrade, kamu punya lebih banyak waktu untuk mengumpulkan informasi dan menentukan apakah upgrade masih dibutuhkan atau tidak.
Kesimpulan
Keputusan yang akan mengubah pola belanja kamuSebenarnya PC kamu mungkin masih kuat kok untuk memainkan game. Kebanyakan dari pengguna yang ingin upgrade sebenarnya bukan karena alasan kebutuhan namun memang keinginan. Jika upgrade bukan hal krusial, maka menjadi lebih bijak adalah kewajiban. Dengan begitu kita bisa mengatur pengeluaran kita untuk komponen yang paling worthy untuk harganya, atau memberikan lebih banyak waktu untuk menabung dan membeli satu tier lebih tinggi dari incaran. Menurut kamu gimana?
Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further accusation and different inquiries, you tin interaction america via author@gamebrott.com.
3 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·