Bayangkan Anda baru saja menghabiskan nyaris 5 juta rupiah untuk smartphone flagship terbaru. Rasanya pasti seperti mempunyai mahakarya teknologi di genggaman. Tapi pernahkah terpikir, berapa biaya nan kudu Anda keluarkan jika layarnya retak alias kamera belakangnya bermasalah? Kengerian itu sekarang menjadi nyata bagi calon pembeli Xiaomi 17 series.
Xiaomi baru saja meluncurkan duo flagship mereka, Xiaomi 17 Pro dan 17 Pro Max, pada 25 September dengan nilai mulai 4.999 yuan. Hanya berselang beberapa hari, perusahaan secara diam-diam mempublikasikan nilai resmi suku cadang perbaikan di situs web mereka. Langkah transparan ini patut diacungi jempol, namun angka-nomor nan terpampang justru membikin banyak orang berpikir dua kali.
Dalam industri smartphone di mana biaya perbaikan sering menjadi “kejutan tidak menyenangkan” pasca-pembelian, keputusan Xiaomi untuk mengungkap nilai spare part sejak awal seumpama pedang bermata dua. Di satu sisi, konsumen bisa merencanbakal anggaran perawatan. Di sisi lain, beberapa nomor benar-betul membikin mata berkedip.
Xiaomi 17 Pro: Murah di Bagian Kecil, Mahal di Komponen Vital
Untuk jenis standar 17 Pro, beberapa komponen dasar rupanya cukup terjangkau. Battery baru hanya berbobot 199 yuan, charger pengganti 55 yuan, dan kabel info apalagi hanya 19 yuan. Speaker atas dan bawah masing-masing dibanderol 15 yuan dan 25 yuan – nilai nan bisa dibilang sangat masuk akal.
Namun ketika masuk ke komponen kamera, ceritanya mulai berubah. Kamera wide-angle belakang dihargai 450 yuan, sementara kamera periskop zoom mencapai 245 yuan. Kamera depan seharga 65 yuan dan ultra-wide belakang 80 yuan tetap dalam pemisah wajar. Biaya terbesar justru datang dari motherboard dan display.
Motherboard Xiaomi 17 Pro bervariasi tergantung konfigurasi penyimpanan, mulai dari 2.730 yuan untuk jenis 12GB+256GB hingga 3.190 yuan untuk 16GB+1TB. Display OLED dipatok 990 yuan, dan panel kaca belakang seharga 425 yuan. Angka-nomor ini menunjukkan sungguh komponen inti tetap menjadi penyumbang biaya terbesar dalam perbaikan smartphone flagship.
Xiaomi 17 Pro Max: Semua Lebih Mahal, Tapi Layar Lebih Tajam
Varian Max memang selampau identik dengan segala sesuatu nan lebih besar – termasuk nilai spare partnya. Penggantian layar melonjak menjadi 1.050 yuan, sementara battery cover naik menjadi 495 yuan. Kamera wide-angle belakang sedikit lebih murah di 435 yuan, tetapi modul telephoto justru lebih mahal di 350 yuan. Kamera ultra-wide tetap di 80 yuan.
Motherboard pada 17 Pro Max semakin mengukuhkan status premiumnya dengan nilai mulai 2.990 yuan dan mencapai puncaknya di 3.450 yuan untuk konfigurasi tertinggi. Perbedaan nilai antara kedua jenis ini mencerminkan kompleksitas teknologi nan lebih tinggi pada model Max, meskipun secara kreasi mungkin terlihat mirip dengan kerabat mudanya.
Bagi Anda nan sedang mempertimbangkan untuk membeli smartphone flagship, info nilai spare part ini bisa menjadi pertimbangan penting. Seperti nan terlihat dalam daftar HP Xiaomi terbaru, seri 17 memang menawarkan spesifikasi top, namun akibat perawatannya juga perlu dipikirkan matang-matang.
Analisis Biaya Perbaikan vs Harga Beli: Worth It alias Tidak?
Mari kita hitung kasar: Jika Anda membeli Xiaomi 17 Pro 12GB+256GB seharga 4.999 yuan dan kemudian kudu mengganti motherboard (2.730 yuan) plus display (990 yuan), total biaya perbaikan mencapai 3.720 yuan. Itu nyaris 75% dari nilai ponsel baru! Fakta ini membikin asuransi perangkat menjadi semakin relevan bagi pemilik smartphone flagship.
Pertimpalan dengan produk sejenis dari brand lain juga menarik untuk diamati. Seperti nan terjadi pada Huawei P60 series nan juga menawarkan teknologi tinggi, pola nilai spare part nan mahal untuk komponen inti tampaknya menjadi tren industri.
Pelaliran krusial nan bisa diambil: rawat baik-baik smartphone flagship Anda, alias siapkan budget ekstra untuk perbaikan. Komponen seperti motherboard dan display memang dirancang dengan teknologi mutakhir, tapi itu pula nan membikin harganya melambung tinggi ketika kudu diganti.
Strategi Xiaomi: Transparansi alias Peringatan?
Keputusan Xiaomi mengungkap nilai spare part hanya beberapa hari setelah peluncuran produk patut diapresiasi. Di era di mana konsumen semakin kritis terhadap kewenangan mereka, transparansi semacam ini membangun kepercayaan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa angka-nomor tersebut juga berfaedah sebagai “warning” bagi calon pembeli tentang akibat kepemilikan perangkat high-end.
Bagi fans brand Xiaomi nan mau pengganti lebih terjangkau, pertimpalan Xiaomi 15T vs 14T bisa menjadi pertimbangan menarik. Meski tidak se-powerful seri 17, biaya perawatan dan perbaikannya mungkin lebih berkawan dengan kantong.
Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa dalam memilih smartphone, tidak hanya spesifikasi dan nilai beli nan perlu dipertimbangkan, tetapi juga biaya kepemilikan jnomor panjang. Smartphone mahal tidak hanya mahal saat dibeli, tetapi juga mahal ketika diperbaiki.
Jadi, sebelum Anda tergoda oleh kecanggihan Xiaomi 17 Pro alias 17 Pro Max, pertimbangkan matang-matang apakah Anda siap dengan akibat finansial jika terjadi kerusakan. Atau mungkin, lebih baik memilih smartphone dengan biaya perawatan nan lebih terjangkau? Keputusan ada di tangan Anda, tapi sekarang setidaknya Anda sudah mempunyai info komplit untuk membikin pilihan nan tepat.