Meski orang tua telah meninggal dunia, sebagai anak kita tetap bisa berhormat kepada orang tua dengan langkah berkunjung kubur sebagai corak kasih sayang kepada orang tua.
Ketika Anda sedang berkunjung kubur, sebaiknya Anda tidak hanya datang untuk membersihkan makam orang tua saja. Tetapi, ada baiknya Anda mengirimkan angan kepada orang tua nan telah tiada.
Nah, di tulisan ini Mamikos bakal membagikan angan kunjungan kubur singkat komplit dengan tulisan dan artinya nan sudah sesuai dengan urutan. Silakan, Anda pelajari dulu agar tidak ada nan terlewat ketika Anda sedang berziarah. 🤲📿
Pengertian Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupbakal sebuah aktivitas mendatangi makam saudara, orang tua, alias tokoh-tokoh tertentu untuk mendobakal agar angan mereka diampuni oleh Allah SWT sekaligus mengambil pelaliran tentang kematian nan bisa datang kapan saja dan pasti dialami oleh semua manusia.
Mengutip Muhammadiyah.or.id, kunjungan kubur dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu laki-laki maupun perempuan.
Hanya saja, dalam melaksanbakal kunjungan kubur ini jangan sampai terjadi praktik syirik alias menyekutukan Allah SWT.
Makanya, dalam melaksanbakal kunjungan kubur ini haruslah sesuai dengan etika dan tata langkah nan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa riwayat disebutkan, jika Nabi Muhammad mengatbakal jika banyak faedah nan diperoleh dari kunjungan kubur.
Adapun faedah dari kunjungan kubur ini antara lain adalah mengingatkan diri kepada kematian, mempersiapkan diri kepada hari akhir, dan bisa melembutkan hati, segimana sabda Rasulullah SAW:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً
“Dahulu saya melarang kalian berkunjung kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya kunjungan kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berbicara jelek (pada saat ziarah),” (HR. Hakim).
Waktu Ziarah Kubur
Ziarah kubur termasuk salah satu ibadah sunnah nan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Meskipun demikian, barangkali banyak nan belum tahu jika Rasulullah SAW pernah melarang umat muslim melakukan kunjungan kubur.
Adapun alasannya lantaran Rasulullah SAW takut jika umat muslim bakal menyekutukan Allah SWT saat melakukan ziarah.
Namun, kemudian Rasulullah SAW membolehkan umat muslim melakukan kunjungan kubur lantaran bisa membikin seseorang ingat dengan kematian.
Sebenarnya umat muslim bisa melakukan kunjungan kubur kapan saja. Abdurrahman Misno BP dalam bukunya nan berjudul ‘Mari Ziarah Kubur’ mengatbakal tidak ada waktu unik untuk melakukan kunjungan kubur lantaran tujuan utama dari kunjungan adalah mengingatkan akhirat.
Tidak ada bpemimpin hari alias apalagi waktu untuk melakukan kunjungan kubur. Dalam beberapa sumber dikatbakal bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan kunjungan kubur saat malam hari.
Namun, di Indonesia kebanybakal orang banyak nan melakukan kunjungan di hari kamis sore, jumat, saat bakal memasuki bulan Ramadhan, setelah shperangkat Idul Fitri, setelah shperangkat Idul Adha, dan saat haul alias peringatan hari kematian.
Melakukan kunjungan di waktu nan telah disebutkan di atas oleh sebagian ustadz dibolehkan dengan catatan tidak mengkultuskan dan menganggap hari-hari tersebut lebih baik dibanding hari lainnya.
Urutan Doa Ziarah Kubur
Berikut ini urutan membaca angan kunjungan kubur.
1. Ucapkan Salam
السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ
Latin: Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn wa yarhamullâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya: Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim nan berdomisili dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka nan telah mendahului dan nan bakal menyusul kalian dan (yang telah mendahului dan bakal menyusul) kami. Sesungguhnya kami insya allah bakal menyusul kalian.
2. Membaca Surat Al-Fatihah
Ayat 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Latin: bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Artinya: Dengan nama Allah nan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat 2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Latin: al-ḫamdu lillâhi rabbil-‘âlamîn
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Ayat 3
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
Latin: ar-raḫmânir-raḫîm
Artinya: nan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ayat 4
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Latin: mâliki yaumid-dîn
Artinya: Pemilik hari Pembalasan.
Ayat 5
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Latin: iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în
Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
Ayat 6
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
Latin: ihdinash-shirâthal-mustaqîm
Artinya: Bimbinglah kami ke jalan nan lurus,
Ayat 7
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ
Latin: shirâthalladzîna an’amta ‘alaihim ghairil-maghdlûbi ‘alaihim wa ladl-dlâllîn
Artinya: (yaitu) jalan orang-orang nan telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka nan dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang nan sesat.
3. Membaca Al-Baqarah ayat 1-5
Ayat 1
الٓمٓ
Latin: alif lām mīm
Artinya: “Alif laam miim.”
Ayat 2
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Latin: żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka nan bertakwa,”
Ayat 3
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Latin: allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
Artinya: “(yaitu) mereka nan beragama kepada nan ghaib, nan mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki nan Kami anugerahkan kepada mereka.”
Ayat 4
وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Latin: wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn
Artinya: “dan mereka nan beragama kepada Kitab (Al Quran) nan telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab nan telah diturunkan sebelummu, serta mereka percaya bakal adanya (kehidupan) akhirat.”
Ayat 5
أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Latin: ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya: “Mereka itulah nan tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang nan beruntung.”
4. Membaca Ayat Kursi
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm
Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, nan Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilkamu oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa nan ada di langit dan apa nan ada di bumi.
Tidak ada nan dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa nan ada di hadapan mereka dan apa nan ada di belakang mereka.
Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, selain apa nan Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah nan Mahatinggi lagi Maha Agung.” (QS. Al-Baqarah: 255)
5. Membaca Al-Baqarah Ayat 284-286
لِّلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا۟ مَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ ٱللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Latin: lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa in tubdụ mā fī anfusikum au tukhfụhu yuḥāsibkum bihillāh, fa yaghfiru limay yasyā`u wa yu’ażżibu may yasyā`, wallāhu ‘alā kulli syai`ing qadīr
Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala apa nan ada di langit dan apa nan ada di bumi. Dan jika Anda melahirkan apa nan ada di dalam hatimu alias Anda menyembunyikan, niscaya Allah bakal membikin kalkulasi dengan Anda tentang perbuatanmu itu.
Maka Allah mengampuni siapa nan dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa nan dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ
Latin: āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr
Artinya: Rasul telah beragama kepada Al Quran nan diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang nan beriman. Semuanya beragama kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedbakal antara seseorangpun (dengan nan lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Latin: lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) nan diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) nan dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau norma kami jika kami lupa alias kami tersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban nan berat segimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa nan tak sanggup kami memikulnya.
Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum nan kafir”.
6. Membaca Surat Al-Ikhlas 3x
Ayat 1
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Latin: qul huwallāhu aḥad
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, nan Maha Esa.”
Ayat 2
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
Latin: allāhuṣ-ṣamad
Artinya: “Allah tempat meminta segala sesuatu.”
Ayat 3
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
Latin: lam yalid wa lam yụlad
Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
Ayar 4
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Latin: wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu nan setara dengan Dia.”
7. Membaca Surat Al-Falaq 3x
Ayat 1
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Latin: Qul a’udzu birabbil-falaq
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan nan menguasai subuh (fajar).
Ayar 2
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
Latin: Min syarri ma khalaq
Artinya: dan kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
Ayar 3
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Latin: Wa min syarri ghasiqin iza waqab
Artinya: dan dari kejahatan malam andaikan telah gelap gulita,
Ayat 4
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Latin: Wa min syarrin-naffasati fil-‘uqad
Artinya: dan dari kejahatan(perempuan-perempuan) penyihir nan meniup pada buhul-buhul (talinya),
Ayat 5
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Latin: Wa min syarri hasidin idza hasad
Artinya: dan dari kejahatan orang nan dengki andaikan dia dengki.
8. Membaca Surat An-Nas 3x
Ayat 1
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١
Latin: Qul a’ụżu birabbin-nās
Artinya: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”
Ayat 2
مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢
Latin: Malikin-nās
Artinya: Raja manusia,
Ayat 3
اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣
Latin: Ilāhin-nās
Artinya: Sembahan manusia,
Ayat 4
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤
Latin: Min sharril-waswāsil-khannās
Artinya: dari kejahatan (bisikan) setan nan bersembunyi,
Ayat 5
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥
Latin: Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās
Artinya: nan membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
Ayat 6
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦
Latin: Minal-jinnati wan-nās
Artinya: dari (golongan) hantu dan manusia.
9. Perbanyak Dzikir
Bacaaan istighfar:
أَسْتَغْفِرُ الله
Latin: Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon maaf kepada Allah.”
Bacaan tahlil:
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Latin: Lailahaillallah
Artinya, “Tiada tuhan nan layak disembah selain Allah. Allah maha besar.”
10. Membaca Doa untuk Jenazah
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِههِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ
Latin: Allahummaghfirlahu war hamhu wa’fu ‘anhu wa ‘aafìhii, wa akrim nuzuulahu wawassi’ mudkholahu, waghsilhu bimaa’i wats-tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathaaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa qihi fitnatal qabri wa ‘adzaban naar.
Artinya: “Ya Allah, berilah pembebasan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselkajian dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya.
Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan segimana Engkau bersihkan baju nan putih dari kotoran.
Gantikanlah untuknya rumah nan lebih baik dari rumahnya, family nan lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri nan lebih baik dari isterinya. Dan jagalah dia dari tuduhan kubur dan balasan neraka.” (HR Muslim).
Adab dan Tata Krama Ziarah Kubur
Dalam melaksanbakal kunjungan kubur, sebaiknya Anda senantiasa menjaga etika dan tata krama selama berada di makam.
Hal ini dilakukan bukan lantaran menganggap makam sebagai tempat nan keramat, tetapi lebih kepada sebagai tindbakal menghormeninggal mereka nan sudah wafat.
Serta tindbakal ini sebaiknya dilakukan agar tidak mengganggu kenyamanan peziarah lain nan sedang melakukan kunjungan kubur.
Adapun etika nan sebaiknya Anda lakukan ketika bakal melakukan kunjungan kubur antara lain sebagai berikut:
1. Berwudhu
Berziarah ke makam orang tua termasuk ibadah, maka dari itu sebaiknya dalam melakukannya kita kudu dalam keadaan suci.
Belum lagi saat mendobakal orang tua nan sudah wafat, tentunya kita bakal membaca ayat-ayat suci dari Al Quran.
Makanya, kita diharuskan untuk berwudhu dulu agar saat membaca doa-doa nan ditujukan kepada almarhum dalam keadaan suci dari hadas mini maupun hadas besar.
2. Menata Niat
Ketika sedang berkunjung kubur, sebaiknya kita jaga niat nan ada di dalam hati. Usahbakal kehadiran kita untuk berkunjung benar-betul untuk mendobakal almarhum agar diampuni dosa-dosanya dan diterima kebaikan kebaikannya.
Jangan sampai terbesit di hati kita saat kunjungan menjadikan almarhum menjadi wasilah atas doa-doa kita dengan angan harapan kita lebih bisa dikabulkan Allah SWT.
Selain itu, jangan pernah meminta apapun kepada empunya makam lantaran jika Anda sampai melakukannya hukumnya adalah syirik.
Sebab itulah, saat bakal berkunjung ke makam siapapun, termasuk orang tua sendiri pastikan niat nan kita miliki adalah untuk mendobakal agar dosa-dosa mereka diampuni dan jangan sampai ada niatan lain.
3. Mengucapkan Salam
Beberapa ustadz mempunyai pendapat bahwa saat seorang muslim masuk ke dalam areal pemakkondusif sebaiknya mengucapkan salam.
Salam nan kita ucapkan ketika memasuki pemakkondusif termasuk etika untuk menghormeninggal para penunggu makam.
4. Menghadap ke Kiblat
Ketika sedang berkunjung ke makam orang tua, tentunya kita bakal mendobakal agar mereka nan sudah meninggal bisa diterima kebaikan kebaikannya dan diampuni dosa-dosanya, sehingga bisa diterima di sisi Allah SWT.
Adapun doa-doa nan paling umum dibaca adalah surat-surat pendek nan terdapat di dalam al qur’ an, membaca tasbih, tahmid, takbir, dan juga zikir.
Makanya, seperti nan disunahkan Nabi Muhammad SAW, saat membaca kalimah-kalimah suci ini disunahkan menghadap ke arah kiblat.
5. Membaca Doa Ziarah
Setelah selesai membaca tahmid, tasbih, dan zikir selanjutnya Anda bisa membacbakal angan kunjungan unik untuk orang tua nan sudah meninggal.
Secara garis besarnya, angan ini berisi tentang permohonan kepada Allah SWT agar orang tua Anda nan sudah meninggal mendapatkan pembebasan atas segala dosa nan telah dilakukan selama hidupnya, serta diterima kebaikannya dan dilapangkan kuburnya.
6. Membaca Surat-surat Pendek
Setelah selesai membaca angan ziarah, Anda bisa melanjutkan membaca surat-surat pendek nan terdapat di dalam Al Quran.
Ketika sedang membaca surat-surat pendek, awalilah dengan membaca surat Al Fatihah, perihal ini kudu Anda lakukan lantaran surat ini merupbakal pembuka dari Al Quran.
Setelah Anda selesai membaca Al Fatihah, Anda bisa melanjutkan dengan membaca surat-surat pendek seperti An Naas, Al-Falaq, dan Al Ikhlas.
Selanjutnya andaikan Anda sudah selesai membaca surat-surat pendek tersebut, Anda bisa menutupnya dengan surat Al Fatihah lagi.
Usahbakal ketika membaca surat Al Fatihah dan surat-surat pendek seperti nan telah disebutkan di atas niatkan pahalanya untuk si mayit.
Sebab, dalam sebuah sabda dikatbakal bahwa pahala dari membaca surat-surat itu dapat menjadi pahala bagi almarhum.
7. Jangan Duduk di Atas Makam
Perlu diingat bahwa makam merupbakal tempat peristirahatan terakhir bagi seorang muslim. Kamu bisa membayangkan makam itu seumpama rumah terakhir milik orang nan Anda sayangi nan dalam perihal ini adalah orang tua kita.
Maka dari itu, ketika sedang berada di makam sebaiknya kita kudu menjaga etika dan tata krama dengan langkah jangan duduk di atas makam.
Selain tidak sopan, duduk di atas makam dapat berpotensi membikin makam menjadi rusak alias tanah makamnya ambles.
Tak hanya itu, ketika sedang berkunjung ke pemakkondusif umum. Usahbakal Anda selampau berhati-hati dalam melangkah agar Anda tidak menginjak makam orang lain.
8. Jangan Berkata Tidak Sopan
Selain menjaga perilaku, ketika sedang berkunjung ke makam orang tua. Sebaiknya, Anda juga selampau menjaga lisan.
Maksud menjaga lisan di sini bukannya takut bakal terjadinya sesuatu, tetapi untuk memberikan kenyamanan kepada peziarah lain.
Sebab, dapat dipastikan seluruh orang nan berkunjung ke pemakkondusif memerlukan suasana nan tenang untuk memohonkan pembebasan atas kesalahan nan pernah dilakukan oleh orang nan paling dikasihinya.
9. Jangan Berlebihan
Ketika sedang berkunjung ke makam orang tua alias ke makam kerabat, sebaiknya melakukan hal-hal kebaikan nan biasa saja dan jangan sampai berlebihan.
Hal ini dikarenbakal makam merupbakal tempat nan digunbakal untuk mendobakal orang nan sudah meninggal, mengajikan orang nan sudah meninggal, dan bertasbih nan pahalanya ditujukan kepada mereka nan sudah meninggal.
Melalui kunjungan kubur ke makam orang tua diharapkan dapat meningkatkan ketaatan dan ketaqwaan kita lantaran dapat mengingat kematian itu pasti bakal tiba dan tidak ada seorang pun nan tahu kapan datangnya.
Makanya, dengan senantiasa mengingat kematian nan kapan saja bisa datang bakal membikin kita selampau berhati-hati dalam bertindak dan berucap.
Amalan Ketika Berziarah
Berikut ini beberapa ibadah nan bisa Anda lakukan ketika sedang berkunjung ke makam orang tua.
1. Menabur Bunga dan Menyiram Air
Dalam sebuah riwayat, dikatbakal bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berkunjung ke makam Ibrahim lampau menyiramkan air dan meletakkan kerikil di atas pusara.
Beberapa ustadz membolehkan meniru apa nan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi ada pula ustadz nan melarang lantaran menganggap bahwa hanya Rasul saja nan boleh melakukannya.
2. Mengingat Kematian
Saat sedang berkunjung ke makam, ada baiknya jika Anda mengingat bahwa hidup di bumi itu hanyalah sementara.
Semua nan hidup di bumi ini pasti bakal meninggal dan kematian itu tidak bakal pernah menunggu Anda selesai dengan urusanmu alias belum.
Bisa jadi kematian bakal datang di saat Anda sudah mendapatkan kesuksesan alias apalagi datang di saat Anda mengalami kegagalan.
Dengan selampau mengingat kematian nan bisa datang kapan saja bakal membikin Anda lebih arif dan bijak dalam berperilaku.
3. Motivasi Menjadi Lebih Baik
Seperti kata pepatah bahwa gajah meninggal meninggalkan gading, harimau meninggal meninggalkan belang. Sementara manusia meninggal meninggalkan nama baik.
Makanya, sebelum kematian itu tiba sebisa mungkin kita kudu melakukan baik dengan angan ketika kita sudah meninggal. Orang-orang mengingat kita dalam keadaan baik.
Demikian info tentang angan kunjungan kubur komplit dengan urutannya nan dapat Mamikos berikan untuk Anda jadikan panduan. 🤲☪️
10 Adab Ziarah Kubur nan Perlu Diperhatikan [Daring]. Tautan: https://jombang.nu.or.id/amaliyah-nu/10-adab-ziarah-kubur-yang-perlu-diperhatikan-KSBQT
Doa Ziarah Kubur Beserta Adab dan Amalannya [Daring]. Tautan: https://www.gramedia.com/literasi/doa-ziarah-kubur/
Ziarah Kubur Mengandung Banyak Manfaat [Daring]. Tautan: https://muhammadiyah.or.id/2021/11/ziarah-kubur-mengandung-banyak-manfaat/
Ziarah Kubur: Tata Cara, Doa dan Waktunya [Daring]. Tautan: https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7789212/ziarah-kubur-tata-cara-doa-dan-waktunya
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah
Kost Bandung Murah
Kost Denpasar Bali Murah
Kost Surabaya Murah
Kost Semarang Murah
Kost Mkepalang Murah
Kost Solo Murah
Kost Bekasi Murah
Kost Medan Murah
5 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·