Setiap orang mempunyai langkah tersendiri untuk recharge energi. Ada nan memilih rebahan sembari baca kitab di kamar, ada juga nan baru merasa lebih antusias jika sudah berjumpa banyak orang. Bahkan ada nan bisa keduanya.
Perbedaan sederhana tersebut sebenarnya bisa menggambarkan jenis kepribadianmu, lho. Apakah Anda termasuk introvert, ekstrovert, alias ambivert nan berada di antara keduanya? 🤔
Nah, agar lebih memahami perbedaan kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert, kita perlu memandang dulu gimana teori kepribadian ini berasal dari pemikiran Carl Gustav Jung. 📖
Konsep kepribadian nan kita kenal sekarang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Carl Gustav Jung, seorang psikiater dan psikolog asal Swiss nan dikenal sebagai siswa sekaligus penerus pendapat Sigmund Freud.
Jung berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu jiwa analitik dan menjadi tokoh krusial nan memperkenalkan istilah introvert dan ekstrovert untuk pertama kalinya pada awal abad ke-20.
Dikutip dari kitab Psikologi Kepribadian Jilid 1 nan ditulis oleh Rr. Hesti Setyodyah Lestari, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Andia Kusuma Damayanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menurut Jung, kepribadian manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua sikap dasar, ialah ekstrovert dan introvert.
Ekstrovert
Orang ekstrovert condong berorientasi ke bumi luar. Mereka mendapatkan daya dari intertindakan sosial, aktivitas, dan pengalkondusif eksternal. Individu dengan kecenderungan ekstrovert biasanya terlihat lebih terbuka, ekspresif, mudah bergaul, dan nykondusif berada di tengah banyak orang.
Introvert
Sementara itu, orang introvert justru lebih berfokus pada bumi dalam dirinya sendiri. Mereka memperoleh daya dari waktu nan dihabiskan sendirian, merenung, alias berpikir mendalam.
Sosok introvert biasanya lebih reflektif, tenang, dan lebih berhati-hati dalam berinteraksi. Mereka condong memproses sesuatu secara internal sebelum mengekspresikannya keluar.
Fungsi Psikologis Jung
Namun, Jung tidak berakhir sampai di situ. Masih dikutip dari sumber kitab nan sama, Jung juga mengidentifikasi empat kegunaan psikologis utama nan memcorak langkah seseorang berpikir, merasakan, dan memandang dunia, yaitu:
- Pemikiran (Thinking): mengandalkan logika, penalaran, dan kajian objektif dalam mengambil keputusan.
- Perasaan (Feeling): berfokus pada nilai-nilai personal, empati, dan penilaian berasas emosi.
- Sensasi (Sensing): berorientasi pada pengalkondusif konkret, fakta, dan hal-hal nan dapat diameninggal langsung oleh indra.
- Intuisi (Intuition): condong mengandalkan persepsi abstrak, ide, dan kemungkinan nan belum terlihat nyata.
Kombinasi antara dua sikap dasar (ekstrovert–introvert) dan empat kegunaan psikologis tersebut nan kemudian menghasilkan delapan jenis kepribadian utama menurut Jung.
Perkembangan dan Munculnya Kepribadian Ambivert
Menariknya, meskipun Jung hanya membedbakal dua sikap dasar, dia juga mengakui bahwa tidak semua orang bisa digolongkan sepenuhnya ke dalam salah satu ekstrem.
Dari sinilah muncul pendapat tentang orang-orang nan berada di tengah-tengah. Mereka nan bisa bersikap terbuka seperti ekstrovert, namun juga menikmeninggal waktu sendiri layaknya introvert.
Nah, konsep inilah nan kemudian berkembang menjadi istilah “ambivert.” Istilah tersebut berasal dari campuran kata Latin ambi- (keduanya) dan -vert (berbelok).
Gagasan ini mulai dipopulerkan pada 1940-an oleh para psikolog seperti Kimball Young dan Hans Eysenck, sebagai penyempurnaan teori Jung.
Ambivert digambarkan sebagai perseorangan nan fleksibel, dapat menyesuaikan diri dengan situasi sosial. Kadang berkedudukan aktif dan ekspresif, kadang juga memilih tak bersuara dan reflektif ketika dibutuhkan.
Ciri Perbedaan Kepribadian Introvert Ekstrovert dan Ambivert
Kalau Anda penasaran termasuk jenis alias jenis kepribadian nan mana, coba perhatikan penjelasan berikut, yuk. Siapa tahu Anda jadi lebih mengenal diri sendiri. Apakah Anda condong introvert nan reflektif, ekstrovert nan ekspresif, alias ambivert nan seimbang di antara keduanya.
Ciri-ciri Introvert
Kalau misalnya Anda lebih nykondusif menyendiri, nyaman berlama-lama tenggelam dalam pikiran sendiri, alias sering merasa capek setelah banyak ngobrol, bisa jadi Anda termasuk jenis introvert. Apalagi jika Anda merasa mempunyai karakter seperti:
- Nykondusif menghabiskan waktu sendirian
Waktu sendiri justru terasa menyegarkan bagi seorang introvert. Saat sendiri, Anda bisa berpikir, membaca, alias melakukan kegemaran tanpa gangguan. - Cepat capek setelah berintertindakan sosial
Bertemu banyak orang memang bisa menyenangkan, tetapi jika Anda terlampau lama berada di keramaian membikin daya sigap terkuras, berarti Anda adalah jenis introvert. - Memilih lingkar pertemanan mini namun dekat
Introvert lebih suka punya sedikit teman, tapi dengan hubungan nan justru lebih dalam dan bermakna. - Cenderung reflektif dan suka merenung
Kalau Anda introvert, mungkin Anda bakal sering memikirkan kembali pengalaman, perasaan, dan keputusan nan diambil, apalagi untuk hal-hal kecil. - Lebih suka menulis alias berkarya dibanding berbincang langsung
Menyampaikan buahpikiran lewat tulisan alias karya imajinatif terasa lebih nykondusif daripada berbincang spontan di depan banyak orang. Kamu termasuk? - Tidak suka menjadi pusat perhatian
Orang-orang introvert lebih senang berada di kembali layar, berkedudukan krusial tanpa kudu tampil mencolok. - Merasbakal emosi dengan intens
Introvert biasanya lebih peka dan mendalami perasaan, baik miliknya sendiri maupun orang lain. - Selampau mencari makna dari pengalaman
Bagi introvert, setiap perihal nan terjadi punya makna tertentu. Apakah Anda juga sering memikirkan “mengapa” di kembali sesuatu?
Ciri-ciri Ekstrovert
Sebaliknya, jika Anda justru makin semangat saat kumpul bareng teman, suka tantangan baru, dan tidak nyaman sendirian terlampau lama, Anda mungkin termasuk jenis ekstrovert. Cirinya seperti:
- Mendapat daya dari intertindakan sosial
Bertemu orang baru alias ikut aktivitas golongan membuatmu merasa lebih bersemangat. - Sulit tak bersuara terlampau lama sendirian
Kamu merasa jenuh saat terlampau banyak waktu sendiri. - Mudah berbaur dan disukai banyak orang
Tipe ekstrovert adalah kepribadian nan ramah, terbuka, dan mudah menjalin hubungan dengan siapa saja. - Ekspresif dan antusias
Emosi dirimu mudah terlihat, misalnya ketika senang ataupun marah. - Berani mengambil akibat dan mencoba perihal baru
Kamu sering menganggap tantangan sebagai peluang, bukan ancaman. - Lebih suka berpikir dengan berbicara
Ekstrovert sering “berpikir keras” lewat obrolan alias obrolan langsung. - Fleksibel dan mudah beradaptasi
Tipe nan sigap menyesuaikan diri dengan lingkungan alias perubahan suasana. - Suka memimpin dan menginspirasi
Dalam kelompok sosial, ekstrovert sering menjadi penggerak alias motivator alami.
Ciri-ciri Ekstrovert
Nah, jika Anda merasa kadang mau ramai tapi kadang juga butuh waktu sendiri, besar kemungkinan Anda jenis ambivert.
- Fleksibel di beragam situasi sosial
Bisa nykondusif di keramaian, tapi juga nyaman sendirian tergantung suasana hati. - Seimbang antara berbincang dan mendengarkan
Kamu bisa jadi pendengar nan baik, tapi juga komunikator nan ocehan saat dibutuhkan. - Tidak terlampau suka jadi pusat perhatian, tapi juga tidak menolak sorotan
Ambivert bisa tampil percaya diri, tapi tahu kapan kudu mundur. - Cepat menyesuaikan energi
Jika sedang ramai, dirimu bisa ikut aktif. Namun setelahnya, tetap butuh waktu sendiri untuk recharge. - Empatik dan peka terhadap orang lain
Ambivert mudah memahami emosi orang di sekitarnya dan berupaya menjaga keseimbangan dalam hubungan sosial. - Berpikir realistis namun terbuka pada kemungkinan baru
Mereka punya sisi analitis seperti introvert, tapi juga spontan dan adaptif layaknya ekstrovert. - Mampu menengahi perbedaan
Karena bisa memahami dua sisi, ambivert sering jadi jembatan dalam golongan alias pertemanan.
Perbedaan Kepribadian Introvert Ekstrovert dan Ambivert
Setelah mengenal karakter masing-masing, mungkin Anda mulai bisa menebak dirimu termasuk nan mana, bukan? Namun, apa sih sebenarnya nan paling membedbakal antara introvert, ekstrovert, dan ambivert dalam kehidupan sehari-hari?
Yuk, lihat perbandingannya melalui tabel dari beragam aspek di bawah ini:
Penutup
Dari penjelasan teori, tipe, ciri, hingga perbedaan kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert, Anda termasuk nan mana, nih?
Oh, ya, jika tertarik untuk membaca pembahasan seputar kepribadian, motivasi, alias pengembangan diri lainnya, jangan lupa mampir ke blog Mamikos! 🤳
FAQ
Apa bedanya introvert, ekstrovert, dan ambivert?
Introvert condong tenang dan mendapatkan daya dari waktu sendiri, sedangkan ekstrovert justru merasa antusias saat berintertindakan dengan banyak orang. Ambivert berada di tengah-tengah, bisa bersikap seperti keduanya tergantung situasi.
Apa itu ambivert dan contohnya?
Ambivert adalah orang nan seimbang antara introvert dan ekstrovert. Misalnya, seseorang nan suka bersosialisasi tapi tetap butuh waktu menyendiri untuk mengisi ulang energi.
Ciri-ciri orang introvert gimana?
Orang introvert biasanya nykondusif menyendiri, lebih suka mendengarkan daripada berbicara, sigap capek setelah banyak intertindakan sosial, dan condong reflektif serta suka merenung sebelum mengambil keputusan.
3 Jenis Tipe Kepribadian: Introvert, Extrovert & Ambivert [Daring]. Tautan: https://www.gramedia.com/best-seller/tipe-kepribadian-introvert-extrovert-ambivert/?
Introvert, Ekstrovert, Ambivert: Apa Definisi dan Perbedaannya? [Daring]. Tautan: https://wolipop.detik.com/love/d-4803879/introvert-ekstrovert-ambivert-apa-definisi-dan-perbedaannya
Tipe Kepribadian Menurut Para Ahli [Daring]. Tautan: https://bpmbkm.uma.ac.id/2023/05/04/tipe-kepribadian-menurut-para-ahli/
Lestari, Rr. Hesti Setyodyah & Damayanti, Andia Kusuma. (2024). Psikologi Kepribadian Jilid 1. Pekalongan: Penerbit NEM.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah
Kost Bandung Murah
Kost Denpasar Bali Murah
Kost Surabaya Murah
Kost Semarang Murah
Kost Mkepalang Murah
Kost Solo Murah
Kost Bekasi Murah
Kost Medan Murah
1 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·