5 Contoh E-commerce Di Indonesia Berdasarkan Jenis Dan Bedanya Dengan Marketplace

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Pesatnya perkembangan internet dan teknologi melahirkan beragam pesenggang dalam bisnis, seperti e-commerce contohnya.

Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat, industri e-commerce di Indonesia terus berkembang dan menjadi salah satu nan terbesar di Asia Tenggara.

Yuk, ulik info lebih banyak lagi seputar e-commerce di Indonesia berasas jenis dan perbedaannya dengan marketplace dalam tulisan berikut. 🤑🛒💰

Berikut Pengertian, Jenis, hingga Contoh E-commerce di Indonesia

unsplash.com/sixthcitysarah

E-commerce ialah platform jual beli produk di sebuah website secara online, biasanya menjual beragam macam produk seperti fashion, elektronik, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lainnya.

Kegiatan shopping online melalui e-commerce Indonesia memang sedang menjadi tren tersendiri bagi seluruh lapisan masyarakat.

Terdapat beragam pilihan e-commerce di Indonesia dengan macam-macam promosi dan jasa tertentu agar dapat menarik minat beli masyarakat guna melakukan transtindakan di toko online pilihan mereka.

Kamu bisa temukan beberapa pilihan contoh e-commerce nan ada di Indonesia dengan membaca tulisan ini hingga bagian akhir, ya.

Apa itu E-commerce?

E-commerce adalah singkatan dari istilah electronic commerce. Dikutip dari Investopedia, perdagangan elektronik alias e-commerce merupbakal model upaya nan memungkinkan perusahaan alias perseorangan bisa membeli alias menjual peralatan melalui internet (online).

Hampir semua produk, termasuk jasa sekalipun tersedia di internet dari mulai makanan, buku, produk rumah tangga, musik, tiket pesawat, investasi bisa dibeli lewat e-commerce.

Inilah nan menjadi argumen kemajuan teknologi perdagangan elektronik ini dianggap sebagai disrupsi ekonomi. Sarana e-commerce sendiri cukup beragam mulai dari televisi, telepon, dan internet.

Sederhananya, e-commerce dapat diartikan sebagai penyebaran, penjualan, pembelian, serta pemasaran peralatan alias jasa nan mengandalkan sistem elektronik, seperti internet, TV, alias jaringan teknologi lainnya.

Apa Perbedaan E-commerce dan Marketplace?

E-commerce adalah singkatan dari electronic commerce, nan merujuk pada pembelian dan penjualan produk alias jasa secara online melalui platform alias situs web.

Sementara, pengertian marketplace adalah platform online nan menyedibakal tempat bagi banyak penjual untuk menjual produk dan jasa mereka kepada banyak pembeli.

Meskipun e-commerce dan marketplace sama-sama memungkinkan penjual untuk menjual produk alias jasa secara online, namun keduanya mempunyai perbedaan nan signifikan. Nah, berikut adalah beberapa perbedaan e-commerce dan marketplace yang perlu Anda ketahui.

1. Cara kerja

Perbedaan e-commerce dan marketplace yang pertama adalah langkah kerjanya. Jika e-commerce, penjual mempunyai toko online mereka sendiri dan bertanggung jawab untuk mengelola inventaris, pengiriman, dan pembayaran.

Kemudian, pembeli bakal mengunjungi situs web alias aplikasi e-commerce dan membeli produk dari toko online penjual.

Sementara pada marketplace, penjual membuka toko mereka di platform dan bertanggung jawab untuk mengelola inventaris dan pengiriman. Pembeli pun bisa memilih dari beragam toko dan produk di platform tersebut sembari meninggalkan ulasan.

2. Model bisnis

Perbedaan nan kedua e-commerce dan marketplace terletak pada model bisnisnya. Jika e-commerce mempunyai model upaya nan konsentrasi pada penjualan produk alias jasa dari satu perusahaan alias merek tertentu,

Sementara, marketplace mempunyai model upaya nan berfokus menghubungkan pembeli dengan banyak penjual nan menawarkan produk dan jasa mereka di satu platform.

3. Jumlah penjual

Di e-commerce, produk dan jasa hanya ditawarkan oleh satu penjual alias merek tertentu saja. Sedangkan di marketplace, produk dan jasa ditawarkan oleh banyak penjual nan berbeda sehingga membikin persaingan lebih tinggi.

4. Penanganan transaksi

E-commerce menangani semua aspek transaksi, mulai dari pengambilan pesanan, pembayaran, pengiriman produk, hingga jasa purna jual. Sementara di marketplace, setiap penjual hanya menangani aspek transtindakan mereka sendiri.

5. Variasi Produk dan Layanan

Di e-commerce, biasanya produk dan jasa nan ditawarkan terpemisah pada satu jenis alias merek tertentu, sedangkan di marketplace, produk dan jasa nan ditawarkan lebih beragam, lantaran banyak penjual nan menawarkan produk dan jasa mereka sendiri.

6. Branding

Perbedaan nan kedua e-commerce dan marketplace terletak pada branding. Di e-commerce, branding dan gambaran merek lebih mudah dipertahankan lantaran hanya ada satu merek alias perusahaan nan terlibat.

Sedangkan di marketplace, branding jauh lebih susah lantaran banyak penjual nan berbeda dan merek mereka sendiri nan terlibat.

7. Komisi

Di marketplace, setiap penjual biasanya bayar komisi kepada platform untuk setiap adanya transaksi. Sedangkan di e-commerce, perusahaan tidak memerlukan komisi lantaran mereka hanya menjual produk alias jasa mereka sendiri.

8. Pengpatokan harga

Di e-commerce, nilai produk alias jasa nan ditawarkan biasanya ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan di marketplace, nilai ditetapkan oleh masing-masing penjual.

9. Kendali atas produk

Di e-commerce, perusahaan mempunyai kendali penuh atas produk dan jasa nan ditawarkan. Sementara di marketplace, kendali produk dan jasa ada di tangan penjual, meskipun platform biasanya menetapkan persyaratan tertentu nan kudu dipenuhi oleh setiap penjual.

10. Tingkat penggunaan

Biasanya, marketplace mempunyai tingkat penggunaan nan lebih tinggi daripada e-commerce karena menawarkan beragam produk dari beragam penjual dalam satu tempat.

Sementara itu, e-commerce cenderung terpemisah pada produk alias jasa dari satu merek alias perusahaan tertentu.

11. Fokus pada pelanggan

Perbedaan nan kedua e-commerce dan marketplace terletak pada konsentrasi pelanggannya. Di e-commerce umumnya lebih konsentrasi pada menciptbakal hubungan dengan pengguna mereka sendiri.

Sedangkan marketplace lebih konsentrasi pada memberikan platform nan nykondusif bagi pengguna untuk menemukan dan membeli produk dari banyak penjual.

12. Layanan pelanggan

Terkait jasa pengguna juga terdapat perbedaan antara e-commerce dan marketplace. Di e-commerce, jasa pengguna biasanya dikelola oleh perusahaan itu sendiri, sedangkan di marketplace, setiap penjual menangani jasa pengguna untuk produk nan mereka jual.

13. Risiko produk

Di e-commerce, akibat produk nan jelek alias abnormal biasanya ditanggung oleh perusahaan, sementara di marketplace, akibat produk biasanya ditanggung oleh penjual.

13. Tujuan utama

Perbedaan nan kedua e-commerce dan marketplace yang terakhir ada pada tujuan utamanya.

Jika e-commerce lebih konsentrasi meningkatkan penjualan produk alias jasa dari satu perusahaan alias merek tertentu.

Marketplace justru konsentrasi untuk memberikan platform untuk banyak penjual untuk menawarkan produk mereka kepada banyak pelanggan.

Jenis-jenis E-commerce dan Contohnya

Berdasarkan paparan dari The Balance Small Business, jenis-jenis e-commerce di antaranya adalah:

1. Business-to-Business (B2B)

Pada model nan satu ini, e-commerce adalah pihak bisnis, dan konsumennya juga merupbakal pihak bisnis.

E-commerce kemudian menjual peralatan nan dibutuhkan perusahaan, sehingga konsumennya juga sebuah perusahaan. Contoh nan satu ini adalah perusahaan penyedia perabot kantor, perusahaan hosting, dan lain-lain.

2. Business-to-Consumer (B2C)

Nah, untuk model nan satu ini, pihak e-commerce merupbakal pihak bisnis, sedangkan pelanggannya adalah konsumen nan menggunbakal peralatan alias jasa untuk pribadi. Contohnya adalah situs shopping online seperti HijUp.

Terkadang, terjadi peleburan antara e-commerce B2C dan C2C. Contohnya adalah official store dari perusahaan di beragam startup electronic commerce seperti Tokopedia Official Store alias Shopee Mall.

3. Consumer-to-Consumer (C2C)

Model e-commerce selanjutnya adalah C2C. E-commerce C2C artinya tempat di mana penjual UMKM (bukan perusahaan besar) memanfaatkan electronic commerce sebagai sarana untuk menjual barang/jasa kepada konsumen langsung.

Dikutip dari Forbes, e-commerce nan satu ini juga dikenal sebagai marketplace. Contoh dari jenis e-commerce nan satu ini adalah beberapa perusahaan nan masuk dalam daftar startup Indonesia nan cukup populer, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain.

Karena beberapa tempat e-commerce B2C dan C2C mirip, peleburan antara keduanya sering kali dianggap ada. Namun, lantaran model bisnisnya berbeda, kedua kategori ini tetap dapat dianggap berbeda.

4. Consumer-to-Business (C2B)

Pada model nan satu ini, e-commerce merupbakal sarana bagi seorang konsumen untuk menawarkan peralatan alias jasanya kepada perusahaan. Contohnya adalah situs lelang proyek online seperti website freelancer Fiverr alias Upwork.

5. Business-to-Administration (B2A)

Model upaya e-commerce nan satu ini merupbakal perusahaan nan memberikan jasa jasa/penjualan peralatan ke pihak pemerintah.

Contohnya adalah kerja sama swasta sebagai pihak ketiga, seperti pembuatan aplikasi jasa pemerintahan oleh perusahaan penyedia jasa pembuatan aplikasi, dan lain sebagainya.

Nah, di atas tadi merupbakal info tentang contoh e-commerce di Indonesia berasas jenis dan perbedaannya dengan marketplace nan bisa Mamikos bagikan kepada kamu. 🤑💰

Semoga info dalam tulisan tadi bisa membantu Anda dalam memahami contoh e-commerce di Indonesia berasas jenis dan perbedaannya dengan marketplace, ya.

Jika Anda mau mengulik lebih banyak seputar info berfaedah lainnya, Anda bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.

FAQ

E-commerce apa saja di Indonesia?

Beberapa contoh e-commerce di Indonesia, antara lain Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, dsb.

Apa saja 7 jenis e-commerce?

Tujuh jenis model e-Commerce, antara lain B2B (business-to-business), B2C (business-to-customer), C2C (customer-to-customer), C2B (customer-to-business), B2A (business-to-administration), C2A (customer-to-administration), dan O2O (online-to-offline).

Siapa raja e-commerce di Indonesia?

Shopee Merajai Pasar E-commerce di Indonesia 👑 Shopee jadi raja e-Commerce di Indonesia. Lebih dari separuh pengguna internet mengakses platform tersebut mengalahkan Tokopedia dan Tiktok Shop.

E-commerce Indonesia apa itu?

E-commerce adalah aktivitas bertranstindakan secara online tanpa kudu mendatangi toko fisik. Dengan kata lain, penjual bisa mempromosikan produk mereka kepada konsumen melalui aplikasi shopping online, dan konsumen bisa mengakses sebuah katalog tanpa kudu menyentuhnya secara langsung.

E-commerce contohnya apa?

Platform seperti Amazon, Tokopedia, dan Shopee adalah contoh dari e-commerce B2C, di mana konsumen dapat membeli beragam produk, mulai dari pakaian, elektronik, hingga kebutuhan sehari-hari.


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Mkepalang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->