Selain kaya bakal budaya, Indonesia rupanya juga mempunyai beragam macam permainan tradisional unik daerah. Sudah tahu belum?
Meski di beberapa tempat sudah jarang terlihat, permainan ini tetap hidup di banyak desa tempat anak-anak tetap enak-enak berlari, tertawa, dan bermain berbareng selepas pulang sekolah. 🥳
Kalau Anda nan mau tahu apa saja ragam permainan tradisional Indonesia alias nan mau sekadar bernostalgia, yuk, baca tulisan ini sampai selesai! ✨🌞
Macam Permainan Tradisional nan Seru dan Wajib Dicoba
Sekarang ini, pemandangan anak-anak bermain di halkondusif alias tanah lapang sudah semakin jarang. Banyak nan lebih nyaman duduk di depan layar, sibuk dengan ponsel alias game online.
Padahal dulu, bunyi tawa anak-anak nan bermain engklek, petak umpet, alias congklak begitu berkawan terdengar di sore hari.
Oh, ya, permainan tradisional sebenarnya tidak kalah seru, apalagi punya banyak manfaat. Selain melatih ketangkasan dan kerja sama, permainan unik wilayah juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan sportivitas.
Lewat permainan inilah, anak-anak dulu belajar berintertindakan langsung, tertawa bersama, dan menikmeninggal masa mini tanpa kudu berjuntai pada gadget, lho.
Biar tidak semakin lenyap ditelan zaman, yuk, kenali lagi macam-macam permainan tradisional nan seru dimainkan berbareng teman!
1. Lompat Tali Karet
Lompat tali karet menjadi permainan nan cukup terkenal di kalangan anak-anak, terutama anak perempuan, nih. Uniknya, tali nan digunbakal biasanya dibuat dari karet gelang nan disambung hingga memcorak satu tali panjang. Setelah itu, kedua ujungnya diikat dan siap digunbakal untuk bermain.
Macam permainan tradisional ini dimainkan oleh beberapa orang. Dua pemain bekerja memegang tali di sisi kanan dan kiri, sementara nan lain bergantian melompat.
Ketinggian tali bakal dimulai dari posisi rendah di sekitar pergelangan kaki, kemudian perlahan dinaikkan hingga setinggi dada alias kepala. Semakin tinggi tali, semakin susah juga untuk dilompati tanpa tersentuh.
Jika seorang pemain kandas melompati tali, maka dia kudu berganti posisi menjadi penjaga. Sementara itu, pemain nan sukses menuntaskan semua tahap bakal dianggap menang.
2. Kelereng
Kalau loncat tali identik dengan anak laki-laik, maka Kelereng alias nan sering disebut juga gundu, termasuk permainan tradisional nan cukup melekat di masa mini anak laki-laki.
Permainan ini menggunbakal semacam bola mini keras, bulat, dan berwarna cerah seperti kaca. Biasanya, sebelum mulai bermain, para pemain membikin garis alias pola di tanah sebagai area permainan.
Setiap pemain menempatkan beberapa kelereng di dalamnya, lampau bergantian menyentil kelereng milik mereka ke arah sasaran. Sentilan nan tepat bisa membikin kelereng musuh keluar dari garis, dan itu artinya menjadi milik pemain nan sukses mengenainya.
Menariknya, patokan permainan ini bisa berbeda di setiap daerah. Ada nan menentukan jarak tertentu, ada pula nan menambah tantangan dengan jumlah kelereng tertentu.
3. Petak Umpet
Siapa nan tidak kenal macam permainan tradisional nan satu ini? Dari kota besar sampai pelosok desa, nyaris semua anak Indonesia pernah main petak umpet.
Di beberapa wilayah Jawa, permainan ini kadang disebut juga inglo nan berasal dari teribakal unik pemain saat sukses kembali ke “pos” sebelum ketahuan penjaga.
Cara mainnya juga mudah sekali. Satu orang ditunjuk sebagai penjaga, lampau menutup mata sembari menghitung sampai sepuluh. Di waktu itu, pemain lain kudu cepat-cepat berlindung di tempat paling aman. Begitu hitungan selesai, penjaga mulai mencari satu per satu.
Bagian paling seru adalah saat pemain nan berlindung sukses kembali ke pos lebih dulu sembari berteriak “Inglo!”. Suasana langsung ramai oleh tawa dan teribakal teman-teman nan belum sempat keluar dari persembunyian. Kamu sudah pernah main belum?
4. Gobak Sodor
Gobak sodor alias di beberapa wilayah juga disebut tembok termasuk permainan tradisional nan tetap sering dimainkan sampai sekarang, lho. Sebelum mulai, pemain membikin garis kotak-kotak di tanah sebagai area permainan.
Dua tim bakal saling berhadapan. Satu jadi penjaga, satu lagi penyerang. Nah, tugas penjagalah nan menghadang musuh agar tidak melewati garis, sementara tim penyerang berupaya menembus pertahanan tanpa tersentuh.
Biasanya permainan diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapa nan mulai duluan. Tim pemenang bisa langsung berlari menuju tembok lawan.
5. Congklak
Permainan congklak punya sejarah panjang di beragam wilayah Indonesia, lho. Di Jawa orang menyebutnya dakon alias dakonan, di Sumatra dikenal dengan nama congkak, sementara di Sulawesi disebut maggaleceng alias nogarata. Walau namanya berbeda-beda, langkah memainkannya tetap sama dan selampau menyenangkan.
Alat nan digunbakal berupa papan panjang dengan 16 lubang mini dan dua lubang besar di kedua ujungnya. Setiap lubang diisi biji congklak nan terbuat dari cangkang kerang alias biji-bijian.
Permainan ini dimainkan oleh dua orang. Pemain nan menang suit berkuasa jalan lebih dulu, mengambil semua biji dari satu lubang lampau membagikannya satu per satu ke lubang berikutnya searah jarum jam.
Permainan terus bersambung sampai semua biji beranjak dan tersisa di lubang besar masing-masing. Siapa nan sukses mengumpulkan biji terbanyak, dialah pemenangnya.
6. Engklek
Macam permainan tradisional nan satu ini juga dikenal dengan banyak nama di beragam daerah. Di Jawa disebut Ingkling, Riau disebut Setatak, di Jambi dikenal Tejek-tejekan, sementara masyarakat Batak Toba menyebutnya Marsitekka.
Pola dalam permainan terdiri dari sembilan kotak nan disusun menyerupai jalur melengkung. Sebelum mulai, pemain melempar batu mini ke salah satu kotak, lampau meloncat dengan satu kaki mengikuti urutan kotak tanpa menginjak bagian nan ada batunya.
Setelah mencapai akhir, pemain berkembali arah dan kembali ke titik awal. Tantangannya ada pada keseimbangan dan ketepatan saat melompat. Engklek bisa dimainkan sendiri maupun bergantian dengan teman. Jika ada nan kehilangan keseimbangan alias salah pijak, giliran bakal beranjak ke pemain berikutnya.
7. Bakiak
Kalau Anda sering ikut lomba meraybakal Hari Kemerdekaan 17 Agustus, mungkin tidak asing dengan permainan nan satu ini, bukan? Yup, bakiak alias di Jawa sering disebut dengan teklek.
Terompa panjang dari kayu ini dimainkan oleh beberapa orang sekaligus nan berdiri berjejer, masing-masing memasukkan kakinya ke dalam tali alias selop nan terpasang di atas papan. Tantangan utamanya adalah menjaga langkah agar tetap serempak.
Begitu satu orang melangkah terlampau sigap alias lambat, keseimbangan seluruh tim bisa terganggu dan mereka bakal terjatuh bersama-sama.
Selain itu, setiap pemain kudu belajar menyesuaikan ritme, memahami tempo kelompok, dan mengendalikan diri agar tidak terburu-buru.
8. Layang-Layang
Di Jawa, layang-layang disebut sebagai layangan. Permainan tradisional nan satu ini bakal lebih sering ditemui di desa alias wilayah nan tetap mempunyai banyak area terbuka seperti, sawah, pantai, alias tanah lapang, nih.
Selain melatih ketelitian dan kesabaran, bermain layang-layang juga menumbuhkan rasa kreatif. Banyak anak membuatnya sendiri dari kertas minyak, bambu tipis, dan tali nilon.
Angin menjadi penggerak utama dalam permainan ini. jika arah dan kekuatannya tepat, layang-layang bisa melayang tinggi dan stabil. Tak jarang juga muncul adu layangan, di mana pemain saling adu skill memutus benang musuh dengan benang nan dilapisi gelasan. Seru, menegangkan, tapi tetap mengasyikkan.
Oh, ya, bahkan Jogja International Kite Festival rutin digelar setiap tahun, lho. Tidak hanya layang-layang biasa, beragam corak dan ukuran juga bisa Anda lihat di aktivitas ini.
9. Ular Naga Panjangnya
Permainan Ular Naga Panjangnya termasuk salah satu macam permainan tradisional Indonesia nan dimainkan di tanah lapang alias halkondusif sekolah oleh anak-anak dalam jumlah banyak, sekitar enam hingga sepuluh orang.
Dua pemain bakal berdiri berhadapan sembari mengangkat tangan memcorak gerbang, sementara pemain lainnya berbanjar panjang sembari berpegangan di pinggang kawan di depannya memcorak barisan nan tampak seperti ular alias naga nan tengah berkelok.
Sambil melangkah berputar melewati gerbang, semua anak bakal menyanyikan lagu “Ular naga panjangnya bukan kepalang…” hingga bait terakhir. Begitu lagu berhenti, gerbang pun “menangkap” salah satu anak di bawahnya.
Anak nan tertangkap kemudian kudu memilih salah satu dari dua kubu nan sudah disepakati sebelumnya, misalnya “bulan” alias “matahari”. Permainan ini terus bersambung hingga semua anak tertangkap dan terbagi menjadi dua golongan besar.
Di beberapa daerah, permainan ini mempunyai julukan nan berbeda. Anak Betawi di Jakarta menyebutnya Wak Wak Kung, di Bali dikenal dengan Curik-curik, sementara di Sulawesi Utara disebut Slepdur.
10. Boi-Boian
Boi-boian adalah permainan tradisional seru nan mirip dengan bowling, tetapi dimainkan secara lebih sederhana. Permainan ini dilakukan dengan menyusun pecahan genteng alias batu pipih menjadi tumpukan kecil, lampau golongan musuh berupaya merobohkannya menggunbakal bola karet alias bola tenis.
Setelah tumpukan roboh, golongan nan menyusun kudu berupaya menumpuknya kembali sembari menghindari lemparan bola dari tim lawan. Jika terkena bola, pemain dinyatbakal gugur dan kudu keluar dari permainan.
Permainan boi-boian banyak dijumpai di wilayah Jawa Barat dan Banten. Selain melatih ketangkasan, permainan ini juga mengajarkan sportivitas serta kekompbakal dalam tim.
11. Cublak Cublak Suweng
“Cublak Cublak Suweng, suwenge teng gelenter…mambu ketundhung gudel. Pak ampo lera-lere, sopo ngguyu ndheliake…”
Yup, lirik tersebut adalah lagu wilayah tradisional nan biasa dinyanyikan saat memainkan permainan cublak-cublak Suweng nan berasal dari Jawa Tengah.
Untuk memainkannya, satu anak berkedudukan sebagai penebak dan kudu membungkuk menghadap tanah. Sementara itu, teman-temannya duduk melingkar dan meletakkan tangan di atas punggung si penebak.
Sebuah kerikil mini bakal digulirkan dari satu tangan ke tangan lainnya sembari menyanyikan lagu “Cublak-cublak Suweng.”
Begitu lagu berakhir, si penebak kudu menebak di tangan siapa kerikil itu berhenti. Kalau tebakannya benar, mereka berganti peran. Selain seru, permainan ini juga melatih ketelitian dan kepekaan anak, lho.
12. Bola Bekel
Permainan bola bekel termasuk permainan klasik nan dulu sangat terkenal di kalangan anak-anak, terutama di Pulau Jawa dan Bali nan dimainkan oleh anak perempuan.
Permainan ini memerlukan satu bola mini dan beberapa biji bekel nan terbuat dari logam alias plastik. Pemain melempar bola ke udara, lampau dengan sigap mengambil satu alias beberapa biji bekel sebelum bola jatuh dan kudu segera menangkap bola itu lagi.
Tingkat kesulitannya meningkat setiap ronde, lho, misalnya dari mengambil satu biji hingga semua sekaligus. Selain melatih kelincahan tangan dan konsentrasi, bola bekel juga jadi arena adu kecepatan antar pemain.
13. Rangku Alu
Berasal dari Nusa Tenggara Timur, rangku alu menjadi salah satu permainan seru untuk banyak orang. Tidak hanya permainan biasa, rangku alu menggabungkan unsur irama, kelincahan, dan kerja sama, lho. Uniknya lagi, permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak hingga remaja pada aktivitas budaya alias seremoni tertentu.
Dalam rangku alu, terdapat dua golongan nan mempunyai peran berbeda. Kelompok pertama bekerja menggerakkan empat batang bambu secara berirama, biasanya mengikuti tepukan tangan alias lagu daerah.
Sementara itu, golongan kedua kudu meloncat masuk dan keluar di antara bambu nan bergerak tanpa terkena jepitan. Wah, terlihat enak-enak tetapi sulit, ya.
Penutup
Dari beragam macam permainan tradisional tadi, mana nan paling dikangenin? Kalau Anda mau merasbakal langsung keseruannya, Anda bisa datang ke area Gelora Bung Karno (GBK), lho. Di sana, ada organisasi nan rutin mengadbakal aktivitas permainan tradisional setiap Friday Night Fun! 😆
Jangan lupa kunjungi blog Mamikos, untuk mendapatkan info menarik lainnya seputar style hidup, rekomendasi film, alias lokasi wisata nan menarik. 💐
10 Permainan Tradisional Indonesia nan Bikin Kangen [Daring]. Tautan: https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/permainan-tradisional-indonesia-yang-bikin-kangen-acc/
25 Permainan Tradisional nan Seru untuk Mengisi Waktu Libur [Daring]. Tautan: https://www.tempo.co/gaya-hidup/25-permainan-tradisional-yang-seru-untuk-mengisi-waktu-libur-1185085
Bermain loncat karet hingga gobak sodor di GBK – Permainan tradisional jadi arena nostalgia sekaligus soroti kebutuhan ruang terbuka hijau [Daring]. Tautan: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cy5wdypgz64o
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah
Kost Bandung Murah
Kost Denpasar Bali Murah
Kost Surabaya Murah
Kost Semarang Murah
Kost Mkepalang Murah
Kost Solo Murah
Kost Bekasi Murah
Kost Medan Murah
3 minggu yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·