10 Contoh Konjungsi Antarparagraf Beserta Ciri-ciri Dan Penjelasannya

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Menulis nan baik mencakup banyak aspek, mulai dari pemilihan kata, penyusunan kalimat nan terstruktur, hingga memperhatikan keterhubungan antara satu paragraf dengan paragraf berikutnya. Sebagai pelajar nan kudu bisa menulis dengan baik, memahami contoh konjungsi antarparagraf bakal sangat membantumu. 

Dengan menguasai beragam konjungsi antarparagraf, tugas-tugas seperti karangan alias laporan dapat Anda kerjbakal dengan baik.

Artikel ini bakal memtelaah pengertian, ciri-ciri, jenis, dan 10 contoh konjungsi antarparagraf beserta penjelasannya nan bisa Anda terapkan. Yuk, simak artikelnya sampai akhir! 📝📚

Pengertian Konjungsi Antarparagraf 

Foto: Freepik

Secara sederhana, konjungsi antarparagraf adalah kata alias frasa nan digunbakal di awal sebuah paragraf baru untuk menunjukkan hubungan logis dengan paragraf sebelumnya. 

Fungsi utamanya adalah membantu pembaca menyadari bahwa paragraf baru tidak berdiri sendiri, melainkan lanjutan alias tdugaan atas pempembahasan sebelumnya.

Misalnya, ketika paragraf pertama memtelaah karena suatu hal, paragraf berikutnya dapat menggunbakal konjungsi untuk menunjukkan akibat alias tambahan informasi.

Ciri-ciri Konjungsi Antarparagraf 

Agar Anda dapat mengenali kapan dan gimana menggunbakal konjungsi antarparagraf, berikut ini ciri-ciri nan dapat Anda perhatikan.

  • Kata penghubung biasanya muncul di awal paragraf baru.
  • Mengandung kata nan menunjukkan jenis hubungan seperti tambahan, pertentangan, perbandingan, akibat, tujuan, alias waktu antara paragraf sebelumnya dan paragraf baru.
  • Membantu alur tulisanmu menjadi lebih mulus dan pembaca tidak merasa terputus-putus.
  • Konjungsi ini berbeda dari konjungsi antar-kalimat alias antar-klausa lantaran fungsinya lebih besar ialah menghubungkan paragraf secara keseluruhan.

Jenis-jenis Konjungsi Antarparagraf

Setelah mengetahui pengertian dan ciri-cirinya, saatnya Anda memahami beragam jenis konjungsi antarparagraf.

Setiap jenis mempunyai kegunaan berbeda tergantung hubungan antarparagrafnya. Berikut penjelasan lengkapnya agar Anda bisa memilih kata penghubung nan tepat sesuai kebutuhan tulisanmu.

1. Tambahan

Konjungsi tambahan digunbakal ketika paragraf baru ditulis untuk menamapalagi informasi, contoh, alias penjelasan tambahan dari paragraf sebelumnya.

Jenis konjungsi ini membikin tulisan terasa mengalir lantaran pembaca mengetahui bahwa info baru tetap berasosiasi dengan pempembahasan sebelumnya. 

2. Pertentangan

Jenis konjungsi ini digunbakal ketika paragraf baru menampilkan perihal nan berbeda, berlawanan, alias bertolak belakang dengan paragraf sebelumnya. Tujuannya untuk menunjukkan adanya perubahan arah pempembahasan alias pandangan nan berlawanan.

3. Perbandingan

Konjungsi pertimpalan berfaedah untuk menunjukkan pertimpalan antara paragraf sebelumnya dan paragraf sesudahnya. Dengan menggunbakal konjungsi ini, Anda bisa menggambarkan pertimpalan dua perihal secara jelas.

4. Akibat

Konjungsi akibat digunbakal ketika paragraf baru menjelaskan hasil, konsekuensi, alias akibat dari perihal nan ditelaah di paragraf sebelumnya. Dengan kata lain, paragraf baru muncul lantaran adanya karena dari paragraf sebelumnya.

5. Tujuan

Konjungsi tujuan digunbakal ketika paragraf baru menjelaskan maksud, harapan, alias argumen dari pempembahasan sebelumnya. Biasanya, konjungsi ini muncul setelah paragraf pertama menjelaskan masalah, kemudian paragraf berikutnya memberikan solusi alias langkah untuk mencapai tujuan tertentu.

6. Waktu

Konjungsi waktu digunbakal untuk menunjukkan urutan peristiwa alias langkah nan terjadi dari satu paragraf ke paragraf berikutnya. Konjungsi ini sering digunbakal dalam teks prosedur, narasi, alias laporan kegiatan.

10 Con­t­oh Kon­jun­gsi Antar­para­graf dan Penjelasannya

Di bawah ini terdapat 10 contoh konjungsi antarparagraf beserta penjelasannya nan dapat Anda pelajari dan terapkan dalam tulisanmu.

1. Di samping itu

Konjungsi ini digunbakal untuk menamapalagi info baru nan tetap berasosiasi dengan paragraf sebelumnya.

Konjungsi “Di samping itu” biasa digunbakal ketika sudah memtelaah satu kebenaran alias buahpikiran utama di paragraf sebelumnya, lampau di paragraf berikutnya mau menamapalagi penjelasan, data, alias contoh pendukung. 

Contoh:

Paragraf 1:
Kebersihan sekolah adalah perihal nan menjadi tanggung jawab seluruh penduduk sekolah. Lingkungan nan bersih dapat menciptbakal suasana belajar nan nykondusif dan mendukung konsentrasi siswa.

Paragraf 2:
Di samping itu, kebersihan sekolah juga mencerminkan kedisiplinan dan kepedulian penduduk sekolah terhadap lingkungan. Sekolah nan terawat dengan baik bakal memberikan kesan positif bagi tamu maupun masyarakat sekitar.

2. Namun

Konjungsi ini digunbakal untuk menunjukkan pertentangan alias perbedaan antara dua paragraf. Biasanya, paragraf pertama berisi pernyataan umum, sedangkan paragraf berikutnya menyampaikan perihal nan berlawanan.

Contoh: 

Paragraf 1:
Banyak siswa merasa antusias mengikuti aktivitas ekstrakurikuler di sekolah lantaran dapat mengembangkan talenta dan menambah pengalkondusif baru. Kegiatan tersebut juga menjadi sarana untuk melatih kerja sama dan kepemimpinan.

Paragraf 2:
Namun, sebagian siswa tetap kesulitan membagi waktu antara aktivitas ekstrakurikuler dan belajar. Jika tidak diatur dengan baik, perihal ini justru bisa mengganggu prestasi akademik mereka.

3. Sebagaimana

Konjungsi ini termasuk dalam jenis konjungsi pertimpalan nan digunbakal untuk menunjukkan kesamaan antara buahpikiran di dua paragraf. 

Konjungsi ini dapat digunbakal ketika paragraf sebelumnya menampilkan suatu hal, kemudian paragraf berikutnya mau menunjukkan perihal nan sebanding alias serupa. 

Contoh:

Paragraf 1:
Guru mempunyai peran krusial dalam menciptbakal suasana belajar nan aktif dan menyenangkan. Melalui pendekatan nan interaktif, siswa didorong untuk berani bertanya dan beranggapan selama proses pembelajaran.

Paragraf 2:
Sebagaimana nan diterapkan dalam aktivitas obrolan kelompok, siswa juga dilatih untuk mendengarkan pendapat orang lain dan menghargai perbedaan. Cara ini membikin proses belajar menjadi lebih kolaboratif dan bermakna.

4. Oleh lantaran itu

Konjungsi ini menunjukkan hubungan karena dan akibat antara dua paragraf. Paragraf baru biasanya berisi penjelasan tentang hasil alias akibat dari perihal nan telah ditelaah sebelumnya. 

Contoh:

Paragraf 1:
Banyak siswa nan merasa kesulitan memahami pelaliran lantaran kurang konsentrasi saat belajar di rumah. Gangguan seperti ponsel, televisi, dan lingkungan nan tidak kondusif membikin konsentrasi mudah terpecah.

Paragraf 2:
Oleh lantaran itu, sekolah berupaya menyedibakal ruang belajar berbareng nan tenang dan nykondusif agar siswa dapat belajar lebih fokus. Dengan langkah ini, diharapkan hasil belajar mereka dapat meningkat secara signifikan.

5. Untuk itulah

Konjungsi ini digunbakal untuk menunjukkan tujuan alias argumen dari paragraf sebelumnya. Biasanya, konjungsi ini muncul ketika paragraf sebelumnya memtelaah suatu masalah alias kebutuhan, sedangkan paragraf berikutnya menjelaskan tujuan, solusi, alias argumen nan mendasarinya. 

Contoh:

Paragraf 1:
Banyak siswa tetap kesulitan mengatur waktu antara belajar, bermain, dan beristirahat. Padahal, keahlian manajemen waktu sangat krusial agar aktivitas sehari-hari melangkah seimbang dan tidak menimbulkan stres.

Paragraf 2:
Untuk itulah, sekolah mulai memberikan training tentang manajemen waktu kepada para siswa. Melalui aktivitas ini, diharapkan mereka bisa belajar menentukan prioritas dan membagi waktu dengan lebih bijak.

6. Kemudian

Konjungsi ini berfaedah untuk menunjukkan urutan waktu alias kejadian antarparagraf. Biasanya, konjungsi ini digunbakal dalam teks narasi, prosedur, alias laporan aktivitas untuk menandbakal adanya kelanjutan peristiwa dari paragraf sebelumnya.

Contoh:

Paragraf 1:
Pada awal semester, siswa kelas IX mengikuti aktivitas orientasi belajar nan bermaksud memperkenalkan kurikulum baru. Dalam aktivitas tersebut, mereka juga mendapatkan motivasi dari pembimbing untuk semangat menuntaskan tahun aliran dengan baik.

Paragraf 2:
Kemudian
, setelah aktivitas orientasi selesai, siswa mulai mengikuti pembelaliran sesuai agenda masing-masing. Guru dan siswa bekerja sama menyiapkan beragam proyek belajar nan bakal menjadi penilaian utama di akhir semester.

7. Demikian juga

Konjungsi ini digunbakal untuk menamapalagi buahpikiran alias contoh nan sejalan dengan paragraf sebelumnya. Biasanya, konjungsi ini digunbakal ketika paragraf baru mau menamapalagi perihal nan mirip alias mempunyai kesamaan dengan isi paragraf sebelumnya. 

Contoh:

Paragraf 1:
Guru berkedudukan krusial dalam menciptbakal suasana belajar nan menyenangkan di kelas. Dengan metode pengaliran nan menarik, siswa bakal lebih mudah memahami materi dan antusias mengikuti pelajaran.

Paragraf 2:
Demikian juga
, peran orang tua sangat besar dalam mendukung semangat belajar anak di rumah. Dengan memberikan perhatian dan dorongan positif, anak bakal merasa lebih termotivasi untuk belajar dengan tekun.

8. Sebaliknya

Konjungsi ini digunbakal untuk menunjukkan pertimpalan alias keadaan nan berlawanan. Biasanya, konjungsi “Sebaliknya” digunbakal ketika paragraf sebelumnya menampilkan suatu pandangan alias fakta, sedangkan paragraf berikutnya mau menunjukkan pandangan alias kebenaran nan bertolak belakang. 

Contoh:

Paragraf 1:
Siswa nan giat mencatat pelaliran di kelas biasanya lebih mudah memahami materi saat belajar di rumah. Catatan nan rapi membantu mereka mengingat kembali poin-poin krusial nan disampaikan guru.

Paragraf 2:
Sebaliknya, siswa nan jarang mencatat sering kesulitan mengulang pelaliran lantaran tidak mempunyai bahan belajar nan lengkap. Akibatnya, mereka lebih mudah lupa dan memerlukan waktu lebih lama untuk memahami materi.

9. Akibatnya 

Konjungsi ini digunbakal untuk menjelaskan alias menegaskan akibat dari peristiwa, tindakan, alias kondisi nan telah dijelaskan di paragraf sebelumnya. 

Contoh:

Paragraf 1:
Banyak siswa nan terbiasa menunda pekerjaan rumah lantaran merasa tetap mempunyai banyak waktu. Kebiasaan ini sering membikin tugas menumpuk menjelang pemisah pengumpulan dan menimbulkan stres.

Paragraf 2:
Akibatnya, nilai nan diperoleh siswa menjadi kurang maksimal lantaran tugas dikerjbakal terburu-buru dan tidak sesuai dengan pengarahan guru. Selain itu, mereka juga kehilangan kesempatan untuk memahami materi dengan lebih mendalam.

10. Sementara itu

Konjungsi ini termasuk dalam jenis konjungsi waktu nan digunbakal untuk menunjukkan dua peristiwa nan terjadi nyaris bersamaan, tetapi berjalan di tempat alias situasi nan berbeda. 

Contoh:

Paragraf 1:
Beberapa siswa kelas VIII sedang mengikuti lomba pandai jeli di aula sekolah. Mereka tampak antusias menjawab setiap pertanyaan nan diajukan oleh majelis juri.

Paragraf 2:
Sementara itu
, siswa lain nan tidak mengikuti lomba tetap menjalani aktivitas belajar di kelas masing-masing. Guru memberikan tugas proyek golongan agar suasana belajar tetap aktif dan menyenangkan.

Kesimpulan

Memahami konjungsi antarparagraf bukan hanya krusial untuk menulis dengan rapi, tetapi juga membantu pembaca menikmeninggal alur tulisan dengan lebih lancar. 

Dengan menggunbakal konjungsi nan tepat seperti “oleh lantaran itu”, “demikian juga”, alias “sebaliknya”, Anda bisa membikin tulisan terasa lebih logis, mengalir, dan profesional.

Menulis paragraf nan saling terhubung seumpama menyusun puzzle, setiap bagian kudu saling melengkapi agar maknanya utuh dan mudah dipahami. 

Jadi, semakin sering Anda berlatih menggunbakal konjungsi antarparagraf, semakin kuat pula keahlian menulismu secara keseluruhan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, ya! 📝📚


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Selengkapnya
Sumber mamikos
-->